Kasihan, Panen Raya Mangga Alpukat, Petani di Pasuruan Sebut Produktifitas Justru Turun 40 Persen

- 18 Oktober 2020, 10:30 WIB
Panen raya mangga alpukat di  petani mangga di Desa Wonokerto, Kecamatan Sukorejo, Pasuruan
Panen raya mangga alpukat di petani mangga di Desa Wonokerto, Kecamatan Sukorejo, Pasuruan /Pemkab Pasuruan

Dijelaskannya, factor cuaca sangat berpengaruh terhadap perkembangan buah yang terkenal dengan aroma dan warnanya ini.

Apabila musim kemarau, mangga akan dapat berbuah sampai besar dan banyak.

Baca Juga: Simak Ramalan Cinta Zodiak Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo Hari Ini Minggu 18 Oktober 2020

Sebaliknya, apabila datang musim penghujan, secara otomatis membawa lalat buah yang bisa merusak kualitas buah mangga itu sendiri.

“Sekarang sudah mulai hujan, saya dan petani mangga lainnya sudah ketir-ketir. Karena bisa mendatangkan lalat buah. Kalau sudah seperti itu, biaya perawatan mangga bisa melonjak tajam. Tapi kalau kemarau, mangga akan berkembang sangat bagus,” jelasnya.

Selain cuaca, Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan juga sangat berpengaruh terhadap biaya perawatan maupun bantuan yang datang dari Pemerintah.

Menurut Sugiono, biaya perawatan pohon mangga mengalami peningkatan cukup ekstra.

Baca Juga: Waspada Tanda Tak Wajar Alami Krisis, Salah Satunya Merasa Kesepian

Sedangkan bantuan yang biasanya digulirkan oleh pemerintah, kini dialihkan untuk kebutuhan penanganan penyebaran virus corona.

“Sama seperti manusia. Pohon mangga juga butuh makan. Nah karena bantuan juga sudah dialihkan, maka petani harus swadaya sendiri. Kalau hanya mengandalkan bantuan, ya resikonya pada produktifitas mangga yang jelas menurun karena pohonnya tak dipupuk,” ungkap Kades yang masih berusia 35 tahun itu.

Halaman:

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang

Sumber: Pemkab Pasuruan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah