Soal Penembakan 6 Anggota FPI Oleh Polisi, Hasil Investigasi Komnas HAM Ungkap Fakta Mengejutkan!

- 8 Januari 2021, 20:34 WIB
Komisioner Komnas HAM  Choirul Anam
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam /ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

DENPASARUPDATE.COM - Komnas HAM melakukan investigasi terkait kasus penembakan 6 Anggota Front Pembela Islam (FPI) oleh polisi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 50 beberapa waktu lalu.

Usai hampir sebulan bekerja, akhirnya Komnas HAM memaparkan berbagai temuan hasil investigasinya, Jumat 8 Januari 2021.

Menariknya, tim investigasi menemukan beberapa fakta menarik dibalik kasus penembakan tersebut.

Baca Juga: STOP PRESS! Koster Perluas PSBB Jadi Lima Kabupaten/Kota, Ini Alasannya!

Komisioner Komnas HAM RI sekaligus Ketua Tim Penyelidikan M Choirul Anam mengatakan  bahwa pihaknya mendapatkan 105 rekaman pembicaraan atau voice note saat kejadian.

Ia menyebutkan bahwa jumlah tersebut lebih banyak daripada yang tersebar di media sosial.

Baca Juga: Divaksin Pertama, Presiden Joko Widodo: Menolak Vaksin Rugikan Diri Sendiri dan Orang Lain

"Kami mendapatkan rekaman pembicaraan sebanyak 105 percakapan rekaman. Jadi kami mendapat rekaman pembicaraan yang lumayan cukup detil daripada yang ada di sosial media," kata Choirul saat jumpa pers yang disiarkan secara virtual, Jumat.

Dirinya juga mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan 32 foto kondisi jenazah korban penembakan pasca jenazah di terima.

Baca Juga: Izin ke Menkes Untuk Kunjungi RS Fatmawati Anies Ungkap Kalimat 'Adab dan Etika', Sindir Risma?

"Juga dikasih itu 32 foto pasca jenazah diterima foto-foto terkait peristiwa tanggal berapa Desember yang berikutnya adalah dari Kepolisian antara lain sejumlah PowerPoint yang menjelaskan peristiwa yang isinya tim inafis lapor kedokteran cyber disertai dengan berbagai foto, voice note yang diperoleh dari HP korban dari kepolisian 172 rekaman dan 192 transkripnya jadi ada perbedaan ada berupa teks total 191," jelasnya.

Choirul juga menyebutkan terkait eskalasi yang terjadi mulai sejak mobil para Laskar FPI itu berangkat dari Sentul, Bogor sampa keluar gerbang Tol Karang Timur.

Baca Juga: DUH! Gugatan Perceraian Meningkat hingga Ratusan Perkara Selama Pandemi di Gianyar

Hanya saja, saat itu eskalasi yang terjadi masih tergolong rendah, sampai mobil para laskar tersebut dan mobil para anggota kepolisian tersebut menuju flyover Hotel Swiss Bell Karawang, eskalasi masih terjadi. Puncaknya, gesekan mulai tinggi ketika dari Swiss Bell sampai pintu tol Karawang Barat sampai KM 49.

"Di jalan tol eskalasi ini pertama eskalasi rendah ditunjukkan belum adanya gesekan antara mobil FPI dengan mobil petugas dan masih dalam jarak yang cukup menjauh. Eskalasi sedang mulai terdapat gesekan mobil dan jarak dekat dan eskalasi tinggi mobil ada dugaan benturan mobil dan tembakan," jelas Choirul.

Baca Juga: Cek Penerima Bantuan Via eform.bri.co.id, Ini Syarat dan Cara Pencairan BLT UMKM Rp 2,4 Juta

Kemudian, fakta lain yang ditemukan Komnas HAM yakni terdapat kesempatan menjauh dari mobil laskar FPI dari petugas. Namun, kata Choirul, hal tersebut tidak dilakukan.

"Yang berikutnya adalah terdapat konteks ini yang juga penting salah satu temuan kita terdapat konteks kesempatan untuk menjauh oleh mobil FPI dari petugas, namun malah mengambil tindakan menunggu petugas," katanya.

Baca Juga: MIMIH DEWA RATU! Mau Nikah Bulan Depan, Anggota DPRD Ini Malah Tewas Bunuh Diri

"Jadi setelah kami kroscek voice note, terus melihat titik-titik di lapangan terus juga melihat lini masa, salah satu temuannya di samping eskalasi adalah terdapat kesempatan menjauh dari mobil petugas, namun malah mengambil kesempatan untuk menunggu mobil petugas tersebut," ungkap Choirul.

Selanjutnya, Komnas HAM juga memeriksa video capture Smart CCTV yang dilakukan secara manual dengan membandingkan satu titik dengan titik yang lain.

Baca Juga: Dengan Mata Sembab dan Memerah, Inilah Narasi Panjang Permintaan Maaf Gisel Atas Video 19 Detik

Komnas HAM membandingkan dengan linimasa, jejak digital dengan voice note untuk menentukan dimana kiranya situasinya. Termasuk mengecek beberapa pelat nomor ke Samsat DKI, Jabar dan Banten.

"Kami cek semua itu jadi karena ada afiliasi tersebut kami cek samsatnya hasilnya antara lain di dalam perjalanan memang terdapat mobil FPI menuju dan keluar di tol Karawang Timur. Berikutnya dalam tangkapan video tersebut terdapat mobil yang konstan melaju dan tidak terlihat gesekan ini di dalam," tuturnya.***

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah