Mereka dibina oleh seniman komunis di Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat).
Di tahun-tahun itu ada pentas ludruk di Jawa Timur dengan cerita sangat berani seperti Patine Gusti Allah, Malaikat Rabi, atau Gusti Allah Mantu.
Baca Juga: Inovasi Dari Sekelompok Bank Sentral, Sediakan Digital Cash Sebagai Alat Pembayaran
Sedangkan, di bidang kemahasiswaan PKI melalui underbouw-nya yakni Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) menyerukan pembubaran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Dikutip dari berbagai sumber, saat Nasakom bergulir, Pemuda Muhammadiyah tidak mendapat tempat di Front Nasional karena ditolak menjadi anggota Front Pemuda.
Untuk mengimbangi ideologi komunisme, umat Islam mengadakan Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) di Bandung 6-14 Maret 1965.
Baca Juga: Kisah Frits Kirihio, Diberi Beasiswa oleh Belanda, Lalu Pasang Badan Untuk Merah-Putih
Waktu itu, ditunjuklah Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Lukman Harun sebagai Wakil Sekretaris dan H.S. Prodjokusumo sebagai Ketua Seksi Pengerahan Massa konferensi tersebut.
Setelah konferensi, Ketua PD Muhammadiyah Jakarta Raya mengadakan kursus kader Muhammadiyah yang dinamakan Kader Takari.
Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Jakarta langsung menyambut baik usulan itu.