Soal Dentuman Misterius di Buleleng, LAPAN Akhirnya Buka Suara Duga Itu Meteor Jatuh

25 Januari 2021, 08:23 WIB
Ilustrasi meteor. /Pixabay/laocaohenmang 

DENPASARUPDATE.COM - Suara dentuman keras menggerkan warga di Buleleng, Bali, pada Minggu 24 Januari 2021

Dentuman ini banyak dilaporkan warga baik di media sosial maupun di grup-grup Whatsapp di Bali.

Mereka melaporkan suara dentuman ini terjadi pukul 10.27 WITA.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini Senin 25 Januari 2021 di RCTI dan SCTV, Ada Ikatan Cinta & Buku Harian Seorang Istri

Terkat hal tersebut, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akhirnya ikut berkomentar.

Dalam keterangan resminya, Senin 25 Januari 2021 pagi, Astronom sekaligus Peneliti Madya LAPAN, Dr. Rhorom Priyatikanto menyebut bahwa jika berdasarkan sistem pemantauan orbit.sains.lapan.go.id tidak menunjukkan adanya benda artifisial atau sampah antariksa yang diperkirakan melintas rendah atau jatuh di wilayah Indonesia.

Baca Juga: Bule Rusia yang Nekat Terjun ke Laut dengan Motor di Karangasem Akhirnya Dideportasi

Hal ini memperbesar kemungkinan bahwa kejadian yang teramati di Buleleng berkaitan dengan benda alamiah.

Seperti diketahui, sejumlah warga Buleleng, Bali, melaporkan adanya jejak cahaya di langit serta suara dentuman yang terdengar cukup jelas.

Baca Juga: Mau Lancar? Ini 4 Cara Cepat Kuasai Bahasa Inggris

Sensor gempa di Stasiun BMKG di Singaraja mendeteksi adanya anomali getaran selama sekitar 20 detik mulai pukul 10.27 WITA.

Getaran tersebut memiliki intensitas sekitar 1,1 magnitudo. Berdasarkan informasi tersebut, memang ada kemungkinan bahwa kejadian tersebut merupakan kejadian benda jatuh antariksa.

Baca Juga: HEBAT! Sampai Hari Ini Minggu, 24 Januari 2021, Suku Baduy Nol Kasus Covid-19, Ini Rahasianya

Ia juga memperkirakan jika suara dentuman yang menggema di langit Buleleng itu merupakan sebuah meteor yang berukuran besar yang saat masuk ke dalam atmosfer menjadi terbakar dan memicu gelombang kejut hingga suara dentuman yang bahkan terdeteksi oleh sensor gempa.

"Meteor berukuran besar atau dikenal juga sebagai bolide atau fireball bisa jadi masuk ke atmosfer, terbakar, dan jatuh di dekat Buleleng. Dalam prosesnya, meteor tersebut dapat memicu gelombang kejut hingga suara dentuman yang bahkan terdeteksi oleh sensor gempa," ucapnya.

Baca Juga: Koster Kumpulkan 5 Bupati dan Walikota, Bali Resmi Perpanjang PPKM hingga 8 Februari 2021

"Sebagian besar meteor terbakar di atmosfer dan bisa jadi ada sebagian kecil yang tersisa dan jatuh ke permukaan Bumi (darat atau laut). Fragmentasi meteor besar juga jamak terjadi ketika meteor tersebut mencapai ketinggian sekitar 100 kilometer di atas permukaan Bumi," paparnya.

Pihaknya juga menyebut bahwa dalam beberapa waktu ke belakang, tidak ada aktivitas hujan meteor, kecuali dengan intensitas amat kecil.

Baca Juga: Gantungan Hidup, Tetap Melaut Meski Tangkapan Ikan Menurun Akibat Cuaca Buruk

Hanya saja, pada awal 2021, sudah ada 40 penampakan meteor besar di berbagai belahan bumi lainnya.

"Namun, perlu diketahui bahwa pada tahun 2021 ini, sudah ada sekitar 40 ketampakan meteor besar (fireball) di berbagai belahan Bumi. International Meteor Organization (IMO) menerima dan mencatat laporan akan ketampakan fireball dengan cukup baik. Beberapa kejadian disertai dengan suara dentuman yang terdengar cukup jelas," tambahnya.

Baca Juga: Hadir Tiap Bulan, ShopeePay Mantul Sale (SMS) Tawarkan Gratis Ongkir Rp0 dan ShopeePay Deals Rp1!

Minor Planet Center (MPC) yang dikelola oleh International Astronomical Union (IAU) tidak mengumumkan adanya papasan dekat asteroid dengan potensi bahaya.

Pada tanggal 24 Januari 2021, terdapat setidaknya 3 asteroid berdiameter

Baca Juga: 5 Cara Obati Rematik Secara Alami dan Mudah Tanpa Obat-Obatan

"Bila memang apa yang terjadi di Buleleng merupakan jatuhnya meteor berukuran besar, maka objek tersebut tidak berasosiasi dengan asteroid yang terdeteksi dan terkatalogkan sebelumnya," katanya.

Ia juga mejelaskan bahwa ada kemiripan antara kejadian di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan medio 8 Oktober 2009.

Baca Juga: Yuk Hidup Sehat, Ini Sederet Manfaat Tidur 8 Jam Untuk Tubuh Kita

Saat itu, warga Bone mendengar ledakan disertai getaran kaca-kaca rumah mereka. Warga juga melihat jejak asap di langit.

Dugaan LAPAN bahwa itu meteor besar akhirnya mendapat bukti dari peneliti NASA yang menggunakan data infrasound.

Baca Juga: Benda Sakral di Pura Banyak Hilang, Polda Bali Bentuk Tim Khusus Dipimpin Dirreskrim

Data infrasound mengindikasikan adanya meteor jatuh yg diperkirakan berdiameter 10 meter.

Belakangan diketahui juga seismograf BMKG terdekat merekam getaran 1,9 magnitudo.

Baca Juga: Geger Dentuman Keras Misterius di Buleleng, Sumber Ledakan Masih Misteri

"Bila dibandingkan dengan kejadian di Bone, ada kemiripan sehingga diduga ledakan di Buleleng juga disebabkan adanya meteor besar yang jatuh. Meteor itu menimbulkan gelombang kejut yang terdengar sebagai ledakan. Diduga meteor tersebut memiliki ukuran awal beberapa meter, lebih kecil daripada asteroid Bone," ungkap Rhorom.

Dr. Rhorom juga menambahkan bahwa Meteor yang telah mencapai permukaan Bumi tidak berpotensi bahaya.

Baca Juga: DHUARRRR! Warga Buleleng Dengar Dentuman Misterius di Langit, Warga: Seperti Suara Pertempuran Udara

Benda antariksa ini tidak mengandung unsur radioaktif yang membahayakan, mineral yang terkandung dalam meteor pun tidak berbahaya bagi lingkungan.***

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang

Sumber: LAPAN

Tags

Terkini

Terpopuler