DENPASARUPDATE.COM - Pura Besakih merupakan tempat ibadah terbesar umat Hindu di Bali. Ribuan umat silih berganti melakukan persembahyangan di pura yang terletak tepat di punggung Gunung Agung Karangasem Bali ini.
Padatnya umat yang bersembahyang dengan sarana khusus, tentu menghasilkan sampah sarana persembahyangan dalam jumlah besar. Bahkan, ada studi yang memperkirakan sampah sisa persembahyangan di Pura Besakih mencapai satu ton per hari.
Nah, melihat fenomena ini sejumlah mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) menggandeng Karangtaruna setempat mengolah sampah sisa upacara menjadi bahan berguna.
Baca Juga: Ramalan Shio Lengkap 9 September 2021: Akan Ada Kejutan Asmara dan Tawaran Pekerjaan
Seperti diketahui, saat melakukan persembahyangan, umat Hindu menggunakan sarana canang dan banten yang terdiri dari bahan-bahan organic. Seperti daun kelapa, beragam bunga segar, daun pandan, dupa dan lainnya.
Masyarakat desa setempat kerap bingung dalam pengelolaan sampah organik tersebut. Sementara program yang ada hingga kini cenderung fokus pada pengolahan sampah plastik. Inilah yang memicu menumpuknya sampah organik di area Pura Besakih.
Mahasiswa IPB yang melakukan pengabdian masyarakat lewat program Kreativitas Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, mengolah tumpukan sampah tersebut menjadi kompos.
Tim IPB ini diketuai oleh I Dewa Gede Wicaksana Prabaswara, beranggotakan Rafid Rizqullah dan Gde Bayu Pangestu Aw, serta didampingi dosen Ir. Ngakan Komang Kutha Ardana, M.Sc.
Mereka mengakselerasi program bertajuk BESAclean (akronim dari Besakih Clean) dengan mengajak Karang Taruna Giri Kusuma di Besakih sebagai mitra kerja.
“Kami olah sampah organik sisa persembahyangan dari kawasan Pura Besakih khususnya menjadi pupuk kompos (padat dan cair) dan minyak atsiri yang nantinya dapat dijual oleh masyarakat untuk meningkatkan perekonomian mereka,” ungkap Dewa Gede Wicaksana, dalam siaran persnya.
Baca Juga: 10 Doa Hindu untuk Memulai Aktivitas Pagi Anda, Simak Berikut Arti dan Penjelasannya
Selain itu lanjutnya pengembangan kawasan agro eduwisata di Desa Besakih yang sudah dirancang dalam bentuk 3 dimensi dan mulai dikerjakan di lapangan bertujuan untuk memperkenalkan cara pengolahan sampah di wilayah tersebut sekaligus menunjukkan produk yang sudah dibuat masyarakat.
Guna mengedukasi masyarakat setempat diberikan pelatihan dengan cara tatap muka dan daring. Produk pupuk yang dihasilkan sesuai dengan standarisasi SNI secara kasat mata seperti tekstur halus dan tanpa bau.
“Pupuk ini juga sudah pernah diujicobakan pada tanaman dengan hasil menunjukkan tanaman menjadi cepat berbuah,” tuturnya.
Selain itu pihaknya memberikan edukasi tentang branding dan marketing produk, yang diharapkan bulan September 2021 ini sudah menjadi skill masyarakat setempat.***