Awali 2021, Inggris Akhirnya Resmi Hengkang dari Uni Eropa, PM Boris: Ini Adalah Momen Luar Biasa

- 1 Januari 2021, 14:15 WIB
MASYARAKAT Inggris merayakan Brexita atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa di London Jumat 31 Januari 2020 waktus etempat.*
MASYARAKAT Inggris merayakan Brexita atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa di London Jumat 31 Januari 2020 waktus etempat.* /HENRY NICHOLLS/REUTERS/REUTERS

DENPASARUPDATE.COM - Tahun baru 2021 menjadi awal baru bagi Kerajaan Inggris Raya atau Britania Raya dalam percaturan politik internasional.

Inggris akhirnya resmi menyelesaikan periode transisi Brexit (British Exit) pada pukul 11 malam waktu London pada Kamis 31 Desember 2020.

Ini membuat Inggris akhirnya resmi keluar dari pasar tunggal dan serikat pabean blok Uni Eropa.

Baca Juga: Tebar Ancaman, AS Ketakutan Iran Akan Melancarkan Serangan Balasan Atas Tewasnya Qassem Soleimani

“Ini adalah momen yang luar biasa bagi negara ini. Kami memiliki kebebasan di tangan kami dan terserah kami untuk memanfaatkannya sebaik mungkin," ujar Perdana Menteri Boris Johnson dalam pesan Malam Tahun Barunya seperti dikutip dari Aljazeera.

Seperti diketahui, Inggris sendiri awalnya memutuskan meninggalkan orbit ekonomi dan politik Uni Eropa sejak pemungutan suara atau referendum Brexit pada 2016 lalu.

Baca Juga: Siap - Siap ! Mulai 4 Januari Bansos PKH, BPNT, BST Cair

Brexit menjadi pergolakan bersejarah yang telah memecah belah warga Inggris secara politik dan menandai pergeseran terbesar bekas penguasa dunia kolonial itu di panggung global di zaman modern.

Pendukung Brexit mengklaim langkah itu akan membebaskan Inggris untuk mengejar peluang baru sebagai kekuatan global yang independen.

Baca Juga: Kemenag Catatkan Prestasi, Seratus Persen BSU Guru Madrasah Non PNS Cair

Hanya saja, para kritikus menyebut bahwa langkah tersebut justru membalikkan integrasi beberapa dekade dengan tetangga terdekatnya dan mengancam untuk memecah Inggris, membahayakan ekonomi negara dan mengurangi kedudukan internasionalnya.

 

Pergeseran penting pada Malam Tahun Baru 2021 itu terjadi lebih dari empat tahun setelah sebagian kecil warga Inggris memberikan suara mendukung pengunduran diri dari Uni Eropa dalam referendum pada Juni 2016 lalu.

Baca Juga: Pembuat Parodi Lagu Indonesia Raya Ternyata WNI, Video Mesum Gisel pun Merujuk Analisis Roy Suryo

Referendum Brexit memicu krisis politik di Inggris yang secara efektif mengakhiri karier politik dua pendahulu PM Johnson yakni mantan PM Theresa May dan David Cameron, yang mempolarisasi bangsa, menyaksikan peningkatan xenofobia dan hubungan yang memburuk dengan blok Uni Eropa tersebut sebagai mitra dagang terbesarnya.

Hubungan antara London dan Brussel (kantor pusat Uni Eropa) sekarang akan diatur ulang di bawah ketentuan Perjanjian Perdagangan dan Kerja Sama yang baru-baru ini ditandatangani.

Baca Juga: Pelatih Bali United Pertahankan Melvin Platje dan Brwa Nouri, Ini Alasannya

Intinya, ini adalah pakta perdagangan bebas sempit yang dikelilingi dengan perjanjian lain tentang berbagai masalah termasuk energi, transportasi dan kerjasama polisi dan keamanan.

Kesepakatan itu akhirnya ditengahi seminggu yang lalu, setelah selama berbulan-bulan negosiasi tersinggung dalam apa yang disebut “masa transisi”.

Baca Juga: Ini Dia Ramalan Keuangan 12 Zodiak Hari Ini 1 Januari 2021

Kesepakatan itu menghindari prospek perpecahan yang rusak dan memastikan barang dapat terus melakukan perjalanan antara Inggris dan UE tanpa tarif atau kuota, serta memperlancar perdagangan senilai ratusan miliar poundsterling dan euro dalam setahun.

Namun, kepergian London dari Brussel akan membawa sejumlah aturan baru dan birokrasi untuk bisnis.

Baca Juga: Prancis Tiadakan Kegiatan Malam Tahun Baru, Diganti Hidangan Mewah dan Bergizi

Cara orang Inggris dan Eropa hidup, bekerja atau bepergian antara negara-benua juga akan berubah, dengan peraturan visa baru yang berlaku.***

 

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang

Sumber: Pikiran Rakyat Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah