Dugaan Penelantaran Pasien hingga Meninggal di RS Wangaya dan RS Manuaba Denpasar Kini Diselidiki Polda Bali

- 11 Oktober 2022, 13:00 WIB
Plang papan nama RS Wangaya Denpasar
Plang papan nama RS Wangaya Denpasar /Kartika Mahayadnya/Denpasar Update

Dilanjutkannya, bahwa hal itu berdasarkan hasil investigasi dari Dewan Etik RSUD Wangaya yang dijadikan bahan pembanding yang perlu untuk disampaikan. "Dimana, dalam setiap kejadian di Rumah Sakit selalu dilaksanakan investigasi sebagai upaya berkelanjutan untuk memberikan evaluasi dan peningkatan pelayanan," tambahnya. 

Sebelumnya diberitakan, warga bernama Kadek Suastama, 46 melaporkan rumah sakit Wangaya Denpasar dan RS Manuaba Denpasar ke Polda Bali.

Baca Juga: Jadwal Tayang & Link Nonton Drakor Blind Episode 10 VIU, Terkuak Sung Hoon Lakukan ini di Gedung Tua

Laporan yang dibuat pada Selasa, 4 Oktober 2022. itu merupakan buntut dari dugaan penolakan pasien yang merupakan istri pelapor bernama Nengah Sariani,44 yang diduga ditolak oleh rumah sakit.

Saat itu, Kabid Humas Polda Bali Kombespol Stefanus Satake Bayu Setianto membenarkan adanya laporan tersebut.  "Laporannya terkait dugaan penolakan pasien oleh RSUD Wangaya dan RS Manuaba, sehingga menyebabkan kehilangan nyawa," katanya Kamis (6/10/2022).

Lanjut dia, laporan itu sebagaimana dalam pasal 190 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Dugaan penolakan itu bermula saat pasien Nengah Sariani batuk darah. Lalu anaknya membawa sang ibubke UGD RS Wangaya Denpasar menggunakan sepeda motor.

Baca Juga: Bikin Geger Dunia Maya, Tiara Kartika Dituding Anak Kuntilanak?

Setibanya di sana, pihak medis terkesan tak melakukan penanganan. Alasannya karena saat itu kondisi ruang IGD sedang penuh. Sehingga Pasiran disarankan dibawa ke RS Manuaba. Anakmya pun meminta tolong agar dipinjamkan ambulans rumah sakit. Namun tak bisa dengan alasan yang tak jelas. 

Dalam keadaan lemas, korban dibonceng sang anak ke rumah sakit Manuaba. Namun di sana pihka dokter mengecek kondisi pasien yang ternyata denyut nadiny alemas. Sehingga disarankan dibawa ke RS Prof Ngoerah Denpasar yang dulu bernama RSUP Sanglah. Anak korban lalu kembali meminta tolong agar dipinjamkan mobil ambulans. Namun tak bisa diberikan karena alasan tertentu.

Sang anak lalu membawanya RS Sanglah Denpasar yang kini Bernama RS Prof. Ngoerah. Setibanya di UGD Sanglah, sayangnya pasien dinyatakan sudah tak bernyawa. Tak terima dengan kondisi itu, pihak keluarga melapor ke polisi. ***

Halaman:

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Denpasar Update


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah