Meski belum secara langsung menyasar ekonomi, sejumlah kebijakan yang dibuat Gubernur Koster sudah berdampak terhadap ekonomi Bali. Misalnya Pergub busana adat yang berdampak terhadap UMKM penghasil busana Bali, kemudian arak, aksara hingga kebijakan di bidang lingkungan yang menghasilkan inovasi pipet dan tas alami di masyarakat.
“Yang saya bikin sejak awal adalah ekosistem ekonomi. [Tahun-red] 2021 kita akan mulai [menata sektor-red] ekonomi. Menata fundamental dan struktur perekonomian Bali. Pariwisata, pertanian dengan kelautan beserta industrinya,” ujar Gubernur Koster.
Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini Jumat 18 Desember 2020 di RCTI, SCTV, Trans TV, Trans 7, NET TV, GTV
Menurut Gubernur Koster, ketimpangan dalam struktur perekonomian Bali perlu diperbaiki. Kontribusi pariwisata terhadap PDRB Bali mencapai 52 persen, jauh meninggalkan sektor pertanian dan kelautan.
Gubernur menyebutkan, nantinya pariwisata, pertanian kelautan dan industri akan menjadi lebih berimbang. “Lebih berimbang dalam proporsi bukan pada nominal,” ucapnya.
Seiring dengan itu, lanjut dia, pariwisata tetap harus maju dan memberikan kontribusi devisa yang besar secara nominal. Namun secara persentase menjadi lebih berimbang dengan sektor lainnya. Caranya, dengan meningkatkan sektor pertanian kelautan dan industri. Dengan komposisi yang lebih berimbang, maka ekonomi Bali menjadi lebih sehat, katanya.
Baca Juga: Gelar Rapat dengan Luhut, Sekda Bali Sebut Syarat Masuk Bali Via Udara Dilonggarkan, Ini Hasilnya!
“Sehingga nanti kalau pariwisatanya terganggu, tidak lagi kelabakan,” ujar Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.
Tampak hadir pada kesempatan itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bali Trisno Nugroho, Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta serta perwakilan bupati/wali kota se-Bali dan instansi terkait lainnya.***