“Kemudian dia balik lagi dengan ‘Ngapain kalian menghalang-halangi jalan saya’ dengan gayanya. Sehingga anggota mendekati dan menarik yang bersangkutan untuk diantigen, anak ini, mahasiswa ini meronta-ronta dia, melawan dan mengatakan yang kurang baik lah, sehingga kami dudukkan dia, mengetahui itu bapaknya datang kemudian saya dekati. Karena saya jauh sekitar jarak 200 meter saya dekati saya tariklah bapaknya untuk bersama-sama ke sana,” jelasnya.
“Tapi bapaknya tetap menarik anaknya pulang, nah saat kejadian itu terjadi tiba-tiba saya, Dandim Buleleng dipukul kepala saya dibelakang, sama salah satu diantara yang viral itu wajahnya, kemudian saya bingung siapa yang mukul saya , nah saat itulah anggota yang ada di kanan dan kiri saya langsung spontan, karena dia tahu dipukullah orang itu,” imbuhnya.
Baca Juga: 22 Orang Pasien Covid-19 di Buleleng Sembuh
Oleh sebab itu, ia mengalami benjol pada kepala bagian belakang sebelah kanan. Sedangkan, Kopral Made Satrawan mengalami lecet pada tangan bagian kanan dan Pratu Gagas Ribut Suprianto mengalami luka pada pipi sebelah kanan dan kepala sebelah kanan diatas telinga memar.
“Kalau maunya mereka anggota saya yang mukul. Karena saya dipukul tadi di proses hukum secara militer. Tapi saya jelaskan tadi saya pribadi memaafkan mereka meskipun saya dipukul. Coba bayangkan seorang Dandim yang sedang bertugas melaksanakan perintah presiden testing dan tracing dipukul dari belakang dan gak yang saya suka kok mukul,” tegasnya.
Ia mengakui pihaknya tidak akan melanjutkan permasalahan ini jika ada permintaan maaf dari pelaku.
Hanya saja, jika tidak ada permintaan maaf tersebut, maka pihaknya bakal melanjutkan kejadian tersebut sampai ke meja hijau.
“Saya nanti, kalau mereka mau minta maaf melanjutkan permasalahan ini ya saya anggap resiko tugas menjalankan tanggung jawab sebagai Dandim Buleleng, tapi kalau mereka mau memproses lebih lanjut saya akan melakukan tuntutan secara hukum, saya petugas negara sedang bertugas diserang, anak buah saya sedang bertugas ditabrak,” tukasnya.***