Ketika itulah si wanita menawarkan jimat kepada Ketut Merta. Jimat itu dikatakan dapat sebagai penyenyak tidur.
Beruntung Ketut Merta selalu mencatat tamu yang berkunjung, sehingga ia dapat menjelaskan secara detail kejadian yang dialaminya. Ia juga mencatat nomor kendaraan yang dikendarai wanita itu, yakni 5973 MA.
"Saya sudah bilang tidak mau gegemet (jimat itu), tapi dipaksa. Jimat itu ditaruh di kantong saya, dan kakak saya dikasih uang Rp 5.000 juga. Sempat juga membelikan makanan," imbuh Merta.
Akan tetapi, tiba-tiba saja wanita itu mengambil paksa cincin yang dikenakan di jari manis Merta. Ketut Merta pun tidak kuasa menahan wanita itu.
"Saya sudah bilang cincin ini emas palsu, tapi tetap dirampas dari jari saya. Dia (wanita) tersebut lalu kabur, ke arah barat. Saya menangis, karena hanya punya cincin itu saja. Beratnya 3 gram," ungkapnya.
Baca Juga: Kartu Prakerja 2021 Gelombang 18 Segera dibuka! Ini Link Pendaftaran dan Syaratnya
Ketut Merta menambahkan cincin tersebut adalah pemberian kakaknya dan sangat berharga karena satu-satunya yang dimilikinya serta menjadi bekal untuk dijual ketika sedang ada yang sakit.
"Ini cincin emas saya, sangat berharga. Saya hanya punya ini saja, dibelikan kakak yang sudah menikah ke Desa Paksebali," tambahnya.
"Saya mohon ke pak polisi agar saya bisa dibantu. Bagaimana agar cincin itu bisa kembali," kata Merta sambil menitikan air mata.