Network
DENPASARUPDATE.COM – Bagi para ojek online (ojol) persoalan orderan fiktif selalu menjadi permasalahan yang menyebalkan dan momok menakutkan di kalangan ojol.
Pasalnya, order fiktif tersebut selalu membuat para ojol mengalami berbagai kerugian baik secara fisik dan materil, seperti orderan makanan puluhan atau ratusan ribu rupiah, tetapi tidak ada tanda-tanpa pemesan menampakkan batang hidungnya.
Ataupun meminta di jemput di titik lokasi, tetapi tak ada yang mengaku pernah memesan.
Baca Juga: Lagi, Emas Antam Turun di Pegadaian, Berikut Harga Emas Selengkapnya Kamis 15 Oktober 2020
Kini, untuk menghindari adanya persoalan tersebut, Gojek Indonesia telah mempersiapkan caranya.
Yakni, dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan dan machine learning.
Gojek mengemas dua teknologi itu dalam fitur Lapor Ofik (Order Fiktif).
Head of Driver Operations-Trust and Safety Gojek, Kelvin Timotius mengatakan bahwa fitur tersebut dikembangan berdasarkan aspirasi dan kebutuhan mitra ojol.
Baca Juga: 9 Jenderal Bintang Satu dan Dua Kena Mutasi Kapolri Jenderal Idham Azis
Ini mengklaim bahwa saat ini system keamanan Gojek menjadi semakin andal.
"(Fitur itu) kami kembangkan berdasarkan aspirasi dan kebutuhan mitra pengemudi di lapangan; menjadikan sistem keamanan Gojek makin andal," ujarnya lewat keterangan resmi, Rabu 14 Oktober 2020.
Pelaksanaan Lapor Ofik (Order Fiktif) Gak Pake Lama ini juga efisien. Mitra driver bia melaporkan order fiktif langsung dari aplikasi driver tanpa harus menelpon call center.
Baca Juga: Prita Hapsari Ungkap Mengapa Harus Memulai Investasi Sejak Dini
Dan kurang dari dua menit setelah laporan dibuat melalui aplikasi, sistem akan secara otomatis membatalkan order yang terindikasi fiktif.
Dengan adanya fitur itu, Polda Metro Jaya juga dapat mencari sindikat biang kerok di balik perakitan aplikasi illegal.
Baca Juga: Jelang Liga 1 2020, Para Pemain Persikabo Fokus Kembalikan Penampilan Terbaik
Ia berujar, "kami apresiasi langkah cepat Gojek melaporkan perkara ini sehingga bisa mengurangi dampak kerugian yang menimpa masyarakat dan industri transportasi daring,” kata Kepala Sub Direktorat Cyber Crime - Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, AKBP Dhany Aryanda.
Sekadar informasi, sejumlah kasus sudah berhasil terungkap. Proses penyelidikannya pun kabarnya telah selesai.***
