Kisah Perbedaan Pandangan Politik Khalid bin Sa'id & Khalifah Abu Bakar RA: Berbeda Tak Putuskan Persaudaraan

23 Desember 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi Kisah Khalid bin Sa'id Sahabat yang Tinggalkan Kemewahan Duniawi Demi Islam /Pixabay/Denpasar Update

 

DENPASARUPDATE.COM- Khalid bin Sa’id merupakan sahabat Rasulullah SAW yang meninggalkan kemewahan dunianya untuk bersama Islam.

Ia meninggalkan kemakmuran dan keluarganya demi Islam tercinta.

Bahkan setelah ayahnya memberikan pukulan dan hukuman hukuman hingga mengusirnya tak membuat imannya roboh sedikitpun.

Baca Juga: Kisah Ar-Rajjal Bin Unfuwah, Sahabat Nabi yang Menggadaikan Aqidahnya dan Mendukung Dalil Nabi Palsu

Khalid menghadapi semua siksa dan derita dengan pengorbanan. Ia menghadapi kelaparan dan kekurangan dengan keimanannya.

Ketika Rasulullah SAW memerintahkan kaum muslimin hijrah menuju Habasyah yang kedua kalinya, Khalid bin Sa'id menjadi anggota rombongan hijrah itu.

Dirinya menetap di Habasyah cukup lama, kemudian pulang ke masyarakat Muslim di Madinah pada tahun 7 H, setelah kaum muslimin berhasil membebaskan wilayah Khaibar.

Baca Juga: Jadwal Acara TV RCTI Besok Kamis 23 Desember 2021, Jangan Lewatkan Ikatan Cinta dan X Factor Indonesia

Khalid tidak pernah absen dalam setiap peperangan yang diikuti Rasulullah.

Sebelum Rasulullah SAW wafat, dirinya diangkat sebagai gubernur Yaman.

Setelah mendengar pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah, khalid meninggalkan jabatannya kemudian bergegas ke Madinah.

la mengetahui keutamaan yang dimiliki Abu Bakar, namun menurutnya dari Bani Hasyim-lah yang paling berhak menjadi Khalifah yakni Abbas atau Ali bin Abi Thalib.

Prinsip tersebut ia pegang teguh, hingga ia tidak mau mengakui kekhalifahan Abu Bakar.

Baca Juga: BRI Liga 1: Bakal Jor-joran di Bursa Transfer, Persija Akan Kedatangan 11 Pemain Baru, Ini Nama-namanya!

Namun Khalifah Abu Bakar tetap sayang dan hormat kepada Khalid dan tidak pernah memaksa Khalid untuk mengakui kekhalifahannya

Namun, setelah beberapa waktu, Khalid akhirnya melunak. Hari itu, ketika Khalifah Abu Bakar sedang berada di mimbar di masjid, Khalid maju dan berbaiat mengakui kekhalifahan Abu Bakar.

Abu Bakar memberangkatkan pasukan ke Syam dan menyerahkan salah satu bendera pasukan kepada Khalid bin Sa'id.

Hal tersebut berarti, Khalid diangkat sebagai salah seorang komandan pasukan. Namun, sebelum pasukan bergerak meninggalkan Madinah, Umar menentang pengangkatan Khalid.

Baca Juga: Kisah ABU SUFYAN BIN HARITS, Tokoh Quraisy Pembenci Islam yang Terbuka Hatinya dari Gelap Menuju Cahaya

Umar dengan gigih mendesak Khalifah agar membatalkan pengangkatan Khalid sebagai komandan yang pada akhirnya Khalifah menyetujui pendapat Umar.

Ketika berita tersebut sampai kepada Khalid dirinya berkata, "Demi Allah, kami tidak gembira dengan pengangkatan sebagai komandan pasukan. dan tidak berduka dengan pemberhentian dari jabatan komandan pasukan,”

Baca Juga: Bacakan Eksepsi Sambil Tahan Tangis, JRX SID Minta Dijadikan Tahanan Kota Karena Ibunda Sakit

Kemudian Khalifah Abu Bakar datang ke rumah Khalid, untuk meminta maaf atas pemberhentian dirinya sebagai komandan pasukan. Khalifah menjelaskan kondisi yang ada, serta bertanya kepada Khalid,

"Kamu lebih suka berada di bawah kepemimpinan stapa Amru bin Ash, atau Syurahbil bin Hasanah?"

Khalid menjawab "Sepupuku. Amru bin Ash, adalah kerabat yang paling aku hormati, dan Syurahbil sangat aku hormati karena kesetiaannya kepada Islam," Khalid akhirnya memilih bergabung di bawah bendera Syurahbil.”***

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang

Sumber: Sirah Nabawiyah

Tags

Terkini

Terpopuler