DENPASARUPDATE.COM - Seorang sahabat agung yang namanya terukir indah dalam buku-buku sejarah, yaitu Zaid bin Khaththab Zaid bin Khattab. Seorang muslim yang paling marah dan ingin sekali berjumpa dengan Rajjal sahabat yang berkhianat yang murtad dan kemudian menggadaikan aqidahnya sendiri.
Zaid adalah kakak tertua dari Umar bin Khattab. Dibandingkan Umar, zaid lebih dahulu masuk Islam dan juga lebih dahulu syahid.
Dialah seorang pahlawan kenamaan, namun tindakannya secara diam-diam. Kediamannya memancarkan permata kepahlawanan, selain itu keimanannya kepada Allah, Rasul Nya, dan Islam pun sangat kuat.
Dirinya tidak pernah alpha di setiap kejadian penting maupun peperangan. Setiap kali terjun berperang, ia lebih menginginkan syahid daripada kemenangan.
Dalam Perang Uhud, pertempuran berlangsung sengit, Zaid bin Khaththab tidak henti-hentinya menebaskan pedangnya. Sewaktu baju besinya terlepas, Umar bin Khaththab melihatnya dan berkata, "Ambil baju besiku, hai Zaid! Pakailah untuk berperang,"
Kemudian Zaid menjawab, "Aku juga menginginkan syahid, sebagaimana yang kau inginkan, hai Umar!" Tanpa baju besi Zaid bertempur dengan gagah berani.
Zaid berharap tangannya lah yang akan membunuh Rajjal. Bagi Zaid, Rajjal bukan hanya seorang murtad, namun ia juga seorang pembohong, munafik, dan oportunis. Rajjal murtad bukan karena meyakini kebenaran Musailamah, melainkan karena kemunafikan yang ia sembunyikan serta keuntungan yang ingin diraihnya.