TERUNGKAP! Jokowi Bisa Jadi Presiden Tiga Periode, Ini Alasannya

- 19 Desember 2020, 07:41 WIB
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. /@jokowi via PR Bekasi/

Baca Juga: NAH LO! Bobby Nasution, Mantu Presiden Jokowi Digugat ke MK Karena Ini

Refly Harun menegaskan dikotomi cebong dan kampret akan tetap ada, karena sekarang kampret memiliki presiden baru yaitu Anies Baswedan.

"Tadinya kita berpikir bahwa dengan menyerap Prabowo dalam pemerintahan, dikotomi itu sudah hilang, enggak! Bahkan sekarang rupanya ada penghulu kampret baru, and then his name is Anies Baswedan, kan seperti itu," tuturnya seperti dikutip Pikiran Rakyat Bekasi dari kanal YouTube Refly UNCUT, Jumat, 18 Desember 2020.

Jadi orang sekarang, ucap Refly Harun, justru melihat Anies Baswedan sebagai penghulu kampret dan dia akan dibutuhkan, kenapa?

Baca Juga: GILA! Sudah 'Main' Gratis, Oknum Polisi Polda Bali Diduga Peras PSK Korban PHK

"Kan kadang-kadang orang punya alasan untuk menakut-nakuti pemerintahan yang ada mengenai bahaya radikalisme, bahaya ekstrem kanan misalnya," ucapnya.

Oleh karena itu, masyarakat harus memiliki sosok yang bisa mewakilkan mereka untuk menghadapi pemerintahan.

"Karena itu harus ada yang namanya the common enemy, musuh bersama itu haruslah orang yang bisa mengancam, Anies Baswedan salah satu orang yang bisa mengancam konstelasi politik 2024," tuturnya.

Baca Juga: SELAMAT! Ungguli Jawa Barat, Bali Raih Predikat Terbaik Dalam Strategi Nasional Pencegahan Korupsi

"Kalau Ganjar kan dianggap satu kubu dengan Jokowi dan juga Prabowo, yaitu kubu kiri kan, kiri luar istilahnya. Sementara Anies Baswedan, Ridwan Kamil, itu bisa masuk ke dalam perkubuan yang kanan, atau tengah kanan," sambung Refly Harun.

Halaman:

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah