58 Tahun Pikiran Rakyat, Menjadi Agen Perubahan Media Multiplatform, Menjaga Marwah Jurnalisme Berkualitas

- 25 Maret 2024, 06:05 WIB
Mesin konvensional Harian umum Pikiran Rakyat yang terbit di Bandung Jawa Barat menjadi prasasti sebagai pelopor media berbasis jurnalisme berkualitas dan hingga kini menjadi rujukan publik.
Mesin konvensional Harian umum Pikiran Rakyat yang terbit di Bandung Jawa Barat menjadi prasasti sebagai pelopor media berbasis jurnalisme berkualitas dan hingga kini menjadi rujukan publik. /Pikiran Rakyat/denpasarupdate.com

DENPASARUPDATE.COM – Fakta membuktikan, Harian Umum Pikiran Rakyat tetap eksis ditengah pergeseran platform media seiring perkembangan teknologi digital yang sangat pesat.

Koran yang terbit di Bandung ini merayakan usia 58 tahun perjalanan pengabar dan pencerah pada, 24 Maret 2024. Komisaris Pikiran Rakyat Bandung, Januar Primadi Ruswita menyebut Harian Umum Pikiran Rakyat bukan sekadar surat kabar yang memuat berita dan informasi.

“Tetapi sudah menjadi bagian agen perubahan kehidupan yang lebih baik serta turut serta mencerdaskan bangsa. Berita dan informasinya mengedepankan jurnalisme berkualitas dan bertanggung jawab. Sajian beritanya menjadi rujukan publik dan para pemangku kepentingan," ungkap Januar, dalam siaran pers (24/3/2024). 

 

Perkembangan teknologi yang signifikan dua dekade terakhir juga menjadi momentum Pikiran Rakyat untuk berubah. Pikiran Rakyat beradaptasi dengan segala perkembangan zaman dari dekade ke dekade yang lainnya.

“Di sinilah kita mesti beradaptasi dan bertransformasi ke media digital. Artinya, media cetak tidak hilang, tetapi bertransformasi, juga mengembangkan multiplatform yang lain terutama dalam digitalnya,” ujarnya.

Kendati beradaptasi dengan perubahan zaman, dia menyebut ada satu hal yang tetap dipertahankan oleh Pikiran Rakyat di tengah cepatnya perkembangan zaman. Prinsip Siger Tengah menjadi hal yang selalu dikedepankan.

 

“Jadi, para pendiri perusahaan Harian Umum Pikiran Rakyat berkomitmen bahwa mereka berada di tengah-tengah kepentingan, istilah sundanya Siger Tengah. Kita berada di tengah-tengah berbagai tarik menarik kepentingan, bukan berarti kita tidak memihak kepada yang lebih baik. Tapi, kita berusaha untuk posisi netral, menjaga independensi kita di antara berbagai tarik menarik kepentingan,” tuturnya.

Halaman:

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x