Waspada Gempa Magnitudo Hingga 8,8 di Selatan Bali, Begini Kata BNPB

- 9 Oktober 2020, 20:50 WIB
Kepala BNPB dan Gubernur Bali
Kepala BNPB dan Gubernur Bali /Istimewa

DENPASARUPDATE.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan masyarakat Bali untuk mewaspadai ancaman potensi gempa dengan magnitudo hingga 8,8 yang berpusat di selatan Pulau Bali dan Nusa Tenggara.

"Kita punya ancaman di selatan Bali, di Bali ada zonanya yang beberapa lama tidak ada gempanya, sehingga ada potensi selatan Bali dan Nusa Tenggara itu potensi magnitudo 8,8. Ini patut diwaspadai karena gempa magnitudo 5 sampai 6 di selatan Bali sudah beberapa kali terjadi," kata Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB Dr . Aam Abdul Muhari dalam rapat kerja yang dipimpin oleh Kepala BNPB Doni Monardo dengan Gubernur Bali di Denpasar, Jumat 9 Oktober 2020.

Aam mengatakan bahwa jika gempa itu terjadi, maka akan terjadi dampak yang sangat parah di daerah Nusa Dua, Kuta, Kabupaten Badung, Sanur, dan Kota Denpasar.

Baca Juga: Mulai dari Anies Hingga Sri Sultan Kompak Suarakan Tolak Omnibus Law, Begini pernyataannya

"Bali itu 'kan ada lehernya di sebelah selatan, dan lehernya bisa terendam dari sisi kiri dan kanan. Tinggi tsunami di darat sekitar 4 hingga 15 meter," ungkapnya.

Selain potensi gempa dari selatan Bali, Aam mengatakan Bali juga memiliki ancaman terkena imbas gempa yang dahsyat dari segmen Jawa Barat dan selatan Jawa Timur.

"Kalau itu pecah secara bersamaan, potensi magnitudo gempanya bisa 9,1, seperti halnya gempa di Aceh Tahun 2004," ucapnya.

Dia melanjutkan bahwa bagi Bali efek gelombangnya diprediksi akan sampai dalam waktu 30-40 menit, sehingga waktu sekianlah kesempatan yang dimiliki untuk melakukan evakuasi.

Baca Juga: Ini Dia Aplikasi Online Groceries yang Harus Kamu Tahu Selama Pandemi

"Jadi penting untuk paham sekiranya merasakan gempa lebih dari 20 detik, maka kita harus evakuasi. Biasanya jika gempa tidak diiringi tsunami itu pelepasan gempanya kurang dari 10 detik. Kalau gempa terus hingga 20 detik itu hampir pasti diiringi tsunami," ungkap Aam.

Aam mengungkapkan dengan melihat kondisi populasi penduduk yang sudah padat di kawasan selatan Pulau Bali, maka tempat evakuasi harus banyak, mudah diakses dan kelihatan.

"Ketika gempa terjadi siang hari, lampu lalu lintas pasti tidak nyala sehingga akan menimbulkan kemacetan dan tidak bisa melakukan evakuasi. Kalau pengalaman di Jepang, di setiap perempatan ada jembatan penyeberangan yang dijadikan tempat evakuasi sementara, sehingga ketika ada kemacetan, bisa naik ke jembatan penyeberangan tersebut," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan kewaspadaan dan kesiapsiagaan harus diingatkan selalu pada masyarakat.***

Editor: M Hari Balo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah