Hanya saja, ia mengaku sangat terhormat dan mengapresiasi dilamar oleh pasangan nomor urut satu tersebut.
Hilmun mengatakan bahwa dukungan PKS kepada Jaya-Wibawa semakin memperkuat semangat menyama-braya yang digelorakan oleh pasangan tersebut.
Apalagi, ia mengaku bahwa PKS sendiri merupakan partai yang merepresentasikan umat Islam dan kaum urban pendatang di ibukota Provinsi Bali ini.
“Ini suatu kebahagiaan kami diajak bergabung dengan paslon ini. Ini untuk menunjukkan konsep menyama-braya yang disampaikan benar-benar riil, bagaimanapun juga PKS ini representasi dari pemilih Muslim, pemilih pendatang, dengan paslon mendekat ke kami ini suatu apresiasi kami,” paparnya.
Bahkan, pihaknya menegaskan akan mengerahkan seluruh kekuatan dari para kader dan simpatisan PKS untuk memenangkan duet Jaya-Wibawa. Ia mengatakan bahwa modal PKS untuk memenangkan Jaya-Wibawa sendiri tidak sedikit, yakni suara sebanyak 13.800 saat Pileg 2019 lalu.
Baca Juga: Kapendam Bantah Pelda Muhaji Sekap Keluarga Hendra
“Artinya kami selaku pendukung punya kewajiban untuk memenangkan Jaya-Wibawa ini, tentu harapan kami, 13.800 yang kemarin mendukung PKS di Denpasar bisa suaranya bulat ke Jaya-Wibawa, itulah tugas kami untuk mempromosikan Jaya-Wibawa menjadi Walikota Denpasar,” tegasnya.
Mengenai alasan tidak merapat ke Amerta sendiri, Hilmun tidak mau menjawab secara gambling. “Karena ada beberapa faktor yang tidak bisa saya jelaskan di sini. Yang jelas keduanya merupakan yang generasi yang terbaik yang dimiliki oleh Kota Denpasar. Tetapi kami tidak bisa memilih keduanya. Tapi kami pilih yang terbaik diantara terbaik,” tukasnya.***