Sempat 'Tolak' Bintang Mahaputera dari Jokowi, Ini Biografi Jenderal dari Tegal Gatot Nurmantyo

- 11 November 2020, 13:06 WIB
Mantan Panglima TNI, Jendral TNI Gatot Nurmantyo
Mantan Panglima TNI, Jendral TNI Gatot Nurmantyo /

DENPASARUPDATE.COM - Mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo membuat geger Indonesia.

Pasalnya, dirinya yang juga salah satu petinggi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu sempat menolak hadir di Istana Negara untuk menerima penganugerahan Bintang Mahaputera dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Negara, Rabu 11 November 2020.

Ia mengatakan bahwa tanda jasa yang seharusnya diberikan ke Gatot itu kemungkinan akan dikembalikan lagi ke negara.

Baca Juga: Ekslplor TikTok jadi Trending di Twitter, Begini Cara Menghasilkan Lewat TikTok

"Tidak (dapat). Jadi kalau enggak hadir ya mungkin tanda jasaya diserahkan ke negara lagi," ujarnya.

Pihaknya menyebut bahwa ketidakhadiran Gatot sendiri telah disampaikan melalui surat kepada Presiden Jokowi.

Hanya saja, isi surat dari Gatot sendiri akan diampaikan oleh Menkopolhukam Mahfud MD.

Baca Juga: 9 Artis Indonesia Masuk Daftar 100 Wanita Tercantik di Dunia Tahun 2020, Dari Agnez Mo Hingga Raisa

"Isinya mungkin nanti Menkopolhukam yang akan menyampaikan," kata Heru.

Untuk diketahui, Garot Nurmantyo sendiri lahir di Kota Tegal, Jawa Tengah pada tanggal 13 Maret 1960.

Ia mengawali karir kemiliterannya pasca lulus dari Akabri Magelang pada tahun 1982.

Baca Juga: Mengapa Ada Hari Ayah? Ini Penjelasannya

Gatot sendiri mememulai karir militernnya di kecabangan infanteri baret hijau Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Pria yang dikenal murah senyum itu memiliki karir cukup cemerlang, bermula dinasnya sebagai Danton MO 81 Kiban Yonif 315 Dam III/Slw.

Sempat berpindah menjadi Danpi Senapan B Batalyon Infanteri 320/Badak Putih dan Danpi Senapan C Batalyon Infanteri 310/Kidang Kancana Dam III/Siliwangi (Slw).

Baca Juga: Awali Pagimu dengan Berdoa, Ini Doa Agar Dipermudah dan Dilancarkan Segala Urusan

Usai beberapa tahun berkarier di stuktur Kodam III/Slw, Gatot dikirim ke Bumi Cenderawasih sebagai Komandan Kodim, antara lain Dandim 1707/Merauke, kemudian Dandim 1701/Jayapura.

Setelah pindah ke Jakarta, kariernya semakin menanjak. Di tahun 2008 sampai 2009 dia pernah menjadi Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklat).

Setelahnya menjabat sebagai Kodiklat, dia ditugaskan sebagai Gubermur Akmil selama kurang lebih satu tahun. Setelah di Magelang, dia bergseser ke Surabaya menjadi Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya.

Baca Juga: Pulang Kampung ke Tanah Air, Ini Pesan Habib Rizieq ke Umat Islam Indonesia

Nampaknya, jabatan Kodiklat menjadi makanan empuk bagi Gatot. Di tahun 2011 dirinya ditarik kembali menjabati jabatan tersebut selama kurang lebih dua tahun sebelumnya akhirnya menjadi Panglima Kostrad ke-35 menggantikan Letjen TNI Munir.

Hanya butuh waktu satu tahun bagi Gatot untuk mendapatkan pucuk pimpinan tertinggi TNI AD. Tahun 2014, dia menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI Budiman.

Di tengah masa tugasnya sebagai KSAD, Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) yang tengah mengubah kabinetnya mencalonkan nama Gatot Nurmantyo sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-16. Gatot disiapkan menjadi pengganti Jenderal TNI Moeldoko yang pensiun dari dinas ketentaraannya.

Baca Juga: BSU BLT Subsidi Gaji BPJS Tahap 2 Cair ke Karyawan, Jika Belum Ditransfer Lapor ke Nomor WA Ini

Pada tanggal 8 Juli 2015, Presiden Jokowi melantik Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi Panglima TNI. Dua tahun menjadi Panglima TNI, pada akhirnya, posisi Gatot digantikan oleh Marsekal Hadi Tjahjanto yang saat itu menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU).

Gatot Nurmantyo resmi pensiun pada 31 Maret 2018. Dia pun tercatat menjadi prajurit TNI selama 36 tahun, sejak 1982.***

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah