- Kemuliaan dan keagungan secara ukhrawi, seperti mengesankan Allah SWT.
- Kemuliaan dan keagungan secara duniawi, seperti harusnya bersyukur saat itu disebabkan kenikmatan yang telah Allah berikan.
Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 14 Juli 2021 : Nino Terpuruk Saat Reyna Marah dan Tidak Mau Ketemu Lagi
Dalam penjabarannya kemuliaan ukhrawi dengan mengesankan Allah adalah behwa pada hari itu semua umat Islam berkumpul dalam rangka mensucikan Allah dari segala sekutu dan kekurangan. Dikemas dengan ibadah haji bagi yang mampu, dan dengan melaksanakn shalat Idul Adha bagi yang tidak mampu. Dengannya Allah akanmemberikan pahala yang diberikan akan dinikmati kelak di akhirat.
Sedangkan penjabaran kemuliaan secara duniawi adalah pada hari tersebut umat Islam ditakdirkan sebagai makhluk yang beriman kepada Allah dan mempercayai semua ketentuan-Nya. Tidak ada nikmat yang lebih besar selama di dunia selain nikmat Islam dan Iman.
Dalam kitab Riyadhus Shalihin bahwa tidak ada hari di mana amal kebaikan saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini. Rasulullah menghendaki 10 hari di awal bulan Dzulhijjah. Lalu para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, tidak juga jihad Allah? Rasulullah SAW. menjawab “Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali orag yang keluar berjihad dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun (mati syahid).
Dalam hadis ini seolah Rasulullah SAW. hendak memberikan motivasi yang sangat tinggi kepada para sahabat dan umatnya untuk tidak menyia-nyiakan keutamaan 10 Dzulhijjah. Bahkan perbandingannya dengan jihad di jalan Allah.
Motivasi itu disampaikan Rasulullah SAW. tidak lain karena banyaknya mamfaat dan agungnya kemuliaan pada hari itu. Di antara hari tersebut terdapat hari Arafah dan hari penyembelihan kurban, sekaligus menjadi hari pelaksanaan ibadah haji. Semuanya tidak diragukan kemuliaan dan keagungannya. Ummat Islam sepakat bahwa hari-hari tersebut merupakan hari yang sangat dimuliakan oleh Allah SWT.***