Waspada! Gangguan Tidur Terjadi Akibat Sampah Emosi, Berpengaruh pada Kualitas Hidup, Ini Solusinya

- 13 Oktober 2022, 08:30 WIB
Pakar hipnoterapi berlisensi nasional Anak Agung Lanang Agung Ananda sedang menangani pasien yang mengalami gangguan tidur.
Pakar hipnoterapi berlisensi nasional Anak Agung Lanang Agung Ananda sedang menangani pasien yang mengalami gangguan tidur. /Kartika Mahayadnya/Denpasar Update

“Banyak mereka yang tadinya sangat produktif dan memiliki kualitas hidup yang baik, mengalami perubahan yang dramatis ketika terserang gangguan tidur. Bagaimana tidak, bisa anda bayangkan ketika tidak tidur selama semalaman betapa banyak energi fisik yang terkuras, tentu sangat berpengaruh buruh untuk hasil kinerja yang dilakukan,” ungkap mantan Ketua Umum Cabor Taekwondo Indonesia, Denpasar, ini.

Dikatakan, gangguan tidur dapat disebabkan oleh penyakit psikis dan psikosomatis. Meskipun 90% gangguan tidur adalah psikosomatis, fenomena penderita gangguan tidur biasanya diikuti dengan kecanduan.

Baca Juga: Jadwal Sholat dan Imsakiyah Kamis 13 Oktober 2022 Untuk Wilayah Kota Semarang dan Sekitarnya

Seperti kecanduan obat tidur, minuman keras dan bahkan obat terlarang.   Hal ini terjadi karena saat mereka terkena gangguan tidur yang dikenal dengan nama insomnia mengambil jalan pintas dengan mengkonsumsi obat tidur yang dosisnya menjadi berkembang karena konsumsi dalam waktu yang lama.

Banyak penderita juga mengkombinasikan dengan believe nya sendiri dengan menambahkan minuman beralkohol untuk mengatasi gangguan tidur yang dimilikinya.

Lan Ananda mengungkap, dari kacamata hipnoterapi pasien gangguan tidur disebabkan karena memiliki  timbunan sampah emosi dari pikiran bawah sadar yang muncul ke permukaan dan mempengaruhi tubuh dan prilaku.

Baca Juga: Jadwal Sholat dan Imsakiyah Kamis 13 Oktober 2022 Untuk Wilayah Kota Makassar dan Sekitarnya

Mayoritas pasien gangguan tidur, menganggap adanya sesuatu yang tidak beres dan belum tuntas didalam dirinya yang ditemukan dengan cara masuk kedalam pikiran bawah sadar. Uniknya para pasien  hanya menyadarinya bila gelombang pikirannya diturunkan menuju THETA atau sekitar 4-7Hertz.

Hal-hal yang sering ditemukan dari pikiran bawah sadar pasien gangguan tidur biasanya berupa hubungan antara orang tua dan anak, niat yang tidak tersampaikan, perasaan bersalah kepada seseorang, rasa khawatir yang berlebih, dendam kepada seseorang, sampai rasa curiga atau cemburu kepada pasangan.

Jika akar masalah dan penyebab gangguan tidur telah ditemukan, sebagian dari penyembuhan sudah dapat dilakukan.

Halaman:

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Denpasar Update


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah