Pemungutan suara sendiri yany dilakukan pada malam pembukaan, Senin 17 Agustus 2020 dengan Demokrat mengajak beberapa orang dari Partai Republik yang pindah haluan mendukung Biden dalam pemilu yang dijadwalkan pada 3 November mendatang.
Konvensi nasional tersebut diawali dengan penampilan berbagai video pidato dari 17 tokoh partai tersebut, termasuk diantaranya Stacey Abrams yang sempat digadang-gadang akan menjadi pendamping politik Biden.
Baca Juga: Polda Bali Tolak Penangguhan Penahanan Jerinx
Dalam pidatonya, Abrams menjelaskan bahwa saat ini AS sedang mengalami tiga kali lipat ancaman yang sangat berbahaya, yakni bencana kesehatan, kemerosotan ekonomi, serta pandangan rasial dan ketidaksetaraan.
“Amerika menghadapi tiga kali lipat ancaman, yakni bencana kesehatan, kemerosotan ekonomi, serta pandangan rasial dan ketidaksetaraan,” ujar Abrams.
Untuk itu, menurutnya negara adidaya tersebut memerlukan sosok pemimpin yang memiliki kemampuan dan pengalaman dalam memimpin untuk mengeluarkan AS dari krisis ini.
Baca Juga: Rai Iswara-Ngurah Ambara Jadi Calon Kuat, Timsus Koalisi Kaji Empat Nama di Pilkada Denpasar
“Karenanya, pilihan sudah jelas, yakni antara seorang pelayan publik berpengalaman yang bisa memimpin kita keluar dari krisis ini sebagaimana yang pernah ia lakukan sebelumnya atau seorang yang hanya tahu caranya menyangkal dan mengalihkan,” tambahnya.
Sementara, Mantan pelaksana Jaksa Umum AS, Sally Yates yang dipecat Trump karena menolak membela usulan presiden mengenai larangan perjalanan bagi sejumlah negara mayoritas Muslim bahkan dengan tegas menyebut bahwa pemerintahan Trump korup.
“Dari awal mulai Presiden Trump menjabat, dia menggunakan jabatannya untuk keuntungan dirinya sendiri daripada keuntungan negeri ini. Dia juga mencoba menyabotase layanan pos kita agar orang-orang bisa memberikan suara dalam pemilu,” kata Yates.