DENPASARUPDATE.COM - Tensi politik di Republik Mali memanas.
Tentara pemberontak menahan presiden negara tersebut yakni Ibrahim Boubacar Keita dan beberapa pejabat tinggi pemerintah di ibukota Mali, Bamako.
Dilansir dari Reuters, tindakan ini menjerumuskan Mali yang sudah lama telah menghadapi pemberontakan ekstremis dan protes massa ke dalam krisis yang lebih parah, Selasa, 18 Agustus 2020.
Baca Juga: Barcelona Tunjuk Ronald Koeman Jadi Pelatih, Tegaskan Messi Tetap di Camp Nou
Penahanan terhadap Presiden Keita ini sendiri terjadi berjam-jam tidak ada kepastian pasca tentara melancarkan kudeta di pangkalan militer Kati di luar Kota Bamako serta menangkap sejumlah pejabat sipil senior dan pejabat militer.
Reuters juga melaporkan bahwa dari gambar yang beredar di berbagai media sosial terlihat Presiden Keita dan Perdana Menteri Boubou Cisse dalam konvoi militer yang dikepung oleh tentara bersenjata, yang disebutkan berada di garnisun Kati, hanya saja Reuters menegaskan dapat mengonfirmasi keaslian video tersebut.
El presidente de Mali Ibrahim Keita y el Primer Ministro Boubou Cissé fueron arrestados. pic.twitter.com/53YFAu8S0x— Ignacio Hutin (@iehutin) August 18, 2020
Sebelumnya Perdana Menteri Boubou Cisse meminta dialog dan mendesak kelompok pemberontak untuk mundur.
Baca Juga: Rai Iswara-Ngurah Ambara Jadi Calon Kuat, Timsus Koalisi Kaji Empat Nama di Pilkada Denpasar
Dua sumber keamanan lantas mengatakan kepada Reuters bahwa Keita telah ditahan dan menurut Uni Afrika Cisse juga ikut ditahan.