35 Orang Tewas dalam Serangan Rudal di Lviv, Seorang Jurnalis Amerika Dikabarkan Mati Ditembak Pasukan Rusia

- 13 Maret 2022, 22:55 WIB
Sebuah rudal Rusia menghantam menara TV di Kyiv, Ukraina pada 1 Maret 2022.
Sebuah rudal Rusia menghantam menara TV di Kyiv, Ukraina pada 1 Maret 2022. /Carlos Barria / Reuters

DENPASARUPDATE.COM - Eskalasi konflik perang Rusia vs Ukraina semakin memanas, militer Rusia dikabarkan melakukan serangan rudal di fasilitas militer besar Ukraina di Yavoriv dekat perbatasan Polandia, Minggu 13 Maret 2022.

Bahkan, dikutip dari France24, sebanyak 35 orang tewas akibat serangan militer Kremlin tersebut.

Hal ini seperti diungkapkan oleh Gubernur Regional Lviv, Maxim Kozitsky.

Baca Juga: Makin Panas, 10 Kapal Perang Rusia Mulai Satroni Laut Jepang, Usai Putin Umumkan Jepang Sebagai Musuh

Sepert diketahui, fasilitas militer Ukrania di Yavoriv tersebut sebelumnya merupakan salah satu lokasi pangkalan militer terbesar di negara tersebut.

Bahkan, sebelum pecah perang, Ukraina mengadakan sebagian besar latihannya dengan negara-negara NATO di pangkalan itu.

Baca Juga: Perang Tak Reda, 80 WNI Dipulangkan Dari Ukraina Ke Tanah Air, Diantaranya Ada 3 WNA, Siapa Mereka?

Di sisi lain, President Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa hampir 125.000 orang telah dievakuasi melalui koridor kemanusiaan dari zona konflik di Ukraina.

“Hari ini tugas utamanya adalah Mariupol ,” katanya saat berpidato melalui video.

Baca Juga: Mahkamah Internasional Selidiki Adanya Kejahatan Perang di Ukraina, Putin Bakal Diseret Jadi Penjahat Perang

Ia juga menambahkan bahwa konvoi bantuan sekarang hanya berjarak 80 kilometer (50 mil) dari kota pelabuhan yang terkepung di mana lebih dari 400.000 orang terjebak tanpa air atau panas.

Sementara, Kepala polisi regional Kyiv Andriy Nyebytov melaporkan bahwa seorang jurnalis Amerika ditembak dan dibunuh dan seorang rekannya terluka di Irpin barat laut Kyiv pada hari Minggu.

Baca Juga: Langgar Gencatan Senjata, Serangan Pasukan Rusia-Rezim Assad Suriah Tewaskan 61 Warga Sipil & Hancurkan Masjid

Laporan media mengatakan bahwa rekan Ukraina ketiga juga terluka dalam insiden itu.

Komisaris hak asasi manusia Ukraina Lyudmila Denisova menuduh Rusia menggunakan senjata fosfor terlarang dalam serangan semalam di wilayah Luhansk dalam sebuah pernyataan yang diposting online.

Baca Juga: Bruno Cantanhede 'Ngamuk', Persib Bandung Hajar Madura United, Tempel Ketat Bali United, Juara di Depan Mata!

Klaimnya tidak dapat diverifikasi secara independen. Ditanya tentang tuduhan pada hari Minggu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menegaskan bahwa jika Rusia menggunakan senjata kimia di Ukraina,

"Mereka akan membayar harga yang mahal".

Baca Juga: Ini Alasan Mengharukan Pemain Persib Asal Palestina Mohammed Rashid Ogah Pegang Spanduk 'Stop War' Ukraina

Badan intelijen Ukraina menuduh Rusia pada hari Sabtu menembaki konvoi yang mengevakuasi wanita dan anak-anak dari desa Peremoha di wilayah Kyiv, menewaskan tujuh orang termasuk seorang anak .

Dalam panggilan telepon pada hari Sabtu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menunjukkan kesediaan untuk mengakhiri perang dengan Ukraina, kata kepresidenan Prancis.

Baca Juga: Hebat! Bocil 6 Tahun Ini Jadi Prajurit Termuda Saat Perang Dunia II, Kisahnya Jadi Pahlawan Mengharukan

Para pemimpin Prancis dan Jerman mengulangi seruan mereka untuk segera melakukan gencatan senjata di Ukraina sebagai syarat untuk negosiasi penuh.

Komisi Eropa bertujuan untuk menggandakan bantuan militer Uni Eropa ke Ukraina dan telah mengusulkan mengalokasikan € 500 juta lagi untuk tujuan tersebut. AS, UE, dan G7 akan mencabut status "negara paling disukai" Rusia atas invasinya.

PBB mengatakan jumlah pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina sejak dimulainya invasi Rusia pada 24 Februari telah melonjak melewati 2,6 juta.***

 

 

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang

Sumber: France24


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah