“Enam tahun lalu saya membayar 3.000 riyal atau sekitar Rp11.590.823 untuk paket yang sama sedangkan ibadah haji tahun ini dibebankan paket sebesar 20.000 riyal atau sekitar Rp77.272.158 dan saya memutuskan untuk tidak melamar,” kata Seif.
Meskipun Seif mengatakan menghargai bahwa pihak berwenang menaikkan harga karena peraturan kesehatan dan keselamatan tambahan sebagai tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menahan penyebaran virus COVID-19 dia merasa harganya terlalu tinggi.
“Ibadah haji hanya untuk orang kaya tahun ini,” kata Seif yang juga mengkritik pembatasan jumlah orang yang diizinkan hadir.
Baca Juga: Wajib Mengetahui Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah, Simak Penjelasannya Sampai Tuntas!
Seperti Saif, Ibrahim membatalkan rencana haji bersama istrinya tahun ini karena harga paket yang mahal. Meski begitu, dia berhrap bisa hadir.
“Tempat yang biasanya menyambut jutaan hanya akan memiliki beberapa ribu, jika punya uang saya akan pergi haji tahun ini dan pastinya akan mudah, teratur, sekaligus akan ada pengalaman yang mewah,” kata Ibrahim dikutip DenpasarUpdate.com dari laman Aljazeera.
Wakil Menteri Kesehatan Arab Saudi Hani Jokhdar mengatakan pada briefing WHO bulan lalu bahwa keputusan untuk membatasi partisipasi warga adalah untuk kebaikan yang lebih besar karena mereka tidak ingin haji tahun ini berubah menjadi hospot infeksi.***