DENPASARUPDATE.COM –Insiden berdarah dan mematikan terjadi di negara Haiti. Presiden Haiti Jovenel Moise ditembak mati oleh penyerang tak dikenal di kediaman pribadinya Rabu, 7 Juli 2021 waktu setempat. Tak pelak, peristiwa tragis terhadap simool negara itu memicu kekhawatiran meningkatnya gejolak di negara Karibia yang miskin itu.
Peristiwa pembunuhan tersebut bertepatan dengan gelombang kekerasan geng di Port-au-Prince ketika kelompok-kelompok bersenjata bertempur dengan polisi untuk menguasai jalan-jalan dalam beberapa bulan terakhir, dan mengubah banyak distrik di ibu kota menjadi zona terlarang.
Martine Moise, istri presiden berusia 53 tahun ikut tertembak dalam serangan yang terjadi sekitar pukul 01:00 waktu setempat, dirumahnya yang berada di perbukitan di atas Port-art-Prince. “Sekelompok orang tak dikenal, beberapa dari mereka berbahasa Spanyol, menyerang kediaman pribadi presiden Republik dan dengan demikian melukai kepala negara,” kata perdana menteri sementara, Claude Joseph dalam sambutannya.
Baca Juga: EURO 2020: Timnas Italia Kubur Ambisi Spanyol Menuju Final Lewat Drama Adu Penalti
Joseph mengatakan polisi dan tentara telah mengendalikan situasi keamanan. Jalan-jalan di ibu kota yang biasanya ramai berpenduduk 1 juta orang itu sepi dan kosong pada Rabu pagi setelah serangan dan tembakan sesekali sepanjang malam.
Dalam sambutan yang disiarkan televisi setelah memimpin rapat kabinet, pemerintah telah mengumumkan keadaan darurat di tengah kebingungan tentang siapa yang akan mengambil alih kendali negara. “Saudaraku, tetap tenang karena situasi terkendali,” kata Joseph
Dikutip DenpasarUpdate.com dari laman reuters.com, Kamis, 8 Juli 2021 disebutkan bahwa penbunuhan itu mendapat kecaman dari Washington dan negara-negara tetangga Amerika Latin, yang bertepatan dengen serentetan kekerasan geng di Port-au-Prince dalam beberapa bulan terakhir yang dipicu oleh krisis kemanusiaan dan kerusuhan poitik yang berkembang. Gangguan tersebut telah mengubah banyak distrik di ibu kota menjadi zona larangan bepergian.
Baca Juga: Sejarah Hari Raya Kurban dalam Teladan Nabi Ibrahim dan Ismail, Simak Kisahnya!
Haiti yang terpolarisasi secara politik dan menghadapi kelaparan yang meningkat, ketakutan akan gangguan ketertiban menyebar. Republik Dominika mengatakan akan menutup perbatasannya dengan Haiti di pulau Karibia Hispaniola. “Kejahatan ini merupakan serangan terhadap tatanan demokrasi Haiti dan kawasan,” kata Presiden Republik Dominika Luis Abinader.