Tagar #PolisiAnarkis Sempat Trending Twitter, YLBHI Sebut Polisi Terlalu Represif Hadapi Pendemo

- 9 Oktober 2020, 09:38 WIB
Aksi massa yang menentang pengesahan Undang-undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) berjalan ricuh, di depan Kantor DPRD Bali, Kamis 8 Oktober 2020. Polisi menembakkan gas air mata dan water canon kepada demonstran
Aksi massa yang menentang pengesahan Undang-undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) berjalan ricuh, di depan Kantor DPRD Bali, Kamis 8 Oktober 2020. Polisi menembakkan gas air mata dan water canon kepada demonstran /Rudolf Arnaud Soemolang

DENPASARUPDATE.COM – Demonstrasi menolah pengesahan Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) berlangsung di beberapa daerah di Indonesia, Kamis 8 Oktober 2020.

Bahkan, di beberapa daerah aksi yang kebanyakan dilakukan kaum buruh, mahasiswa, dan pelajar itu berlangsung ricuh.

Hal ini membuat pihak kepolisian di beberapa daerah melakukan berbagai tindakan untuk mengamankan ketertiban umum di wilayahnya.

Baca Juga: Perusahaan Untung Besar, Ribuan Buruh di Tiongkok Dapat Hadiah Mobil

Tindakan kepolisian mengamankan jalannya demonstrasi tersebut dianggap warganet sangat represif. Bahkan, di dunia maya tagar #PolisiAnarkis menjadi trending topic pembicaraan warganet di media social Twitter, Jumat 9 Oktober 2020.

Seperti akun @GeraldJA3 yang mengungkapkan para mahasiswa yang berlindung di dalam kampus dan ditembaki gas air mata oleh polisi saat demo menolak UU Ciptaker.

Students that are trying to get to their own vehicles are getting shot by police.,” cuit @GeraldJA3.

 Sedangkan akun @babetebeaja mengatakan bahwa tindakan represif aparat kepolisian menunjukkan bahwa kondisi Indonesia sedang tidak baik-baik saja.

"Aku tak percaya Indonesia baik-baik saja????. Tetap menyuarakan aspirasi kawan," cuitnya.

Halaman:

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang

Sumber: Twitter YLBHI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x