“Saya juga ingin dari pemuda ini menjadi agen perubahan menggalakkan produk dalam negeri. Untuk menjaga dan menumbuhkan perekonomian kita dengan segala potensi yang dimiliki. Makanya saya menaruh harapan yang besar kepada pemuda-pemuda ini jangan kita menjadi penonton tatkala kita senang menggunakan produk luar. Karena pajaknya akan lari kesana,” terangnya.
Lebih lanjut, Lihadnyana mengungkapkan masih banyak komoditas pangan yang diimport dari luar.
Pemuda seharusnya bisa menyuarakan itu sebagai bentuk jiwa korsa bahwa Indonesia adalah negara yang kaya.
“Nasionalisme kita bagaimana kita bisa mampu berdiri diatas kaki kita sendiri dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di Indonesia. Kurangi kebanggaan kita menggunakan produk luar. Itu intinya,” ungkapnya.
Baca Juga: Begini Kronologi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Bukan Bentrok Arema & Persebaya, Tapi Karena Ini
Sementara itu, dalam audiensi dijelaskan beberapa program kerja antara lain Jambore Kepemudaan yang diisi dengan perkemahan, dialog moderasi beragama, peran pemuda dalam pesta demokrasi, serta membangun solidaritas dan kebersamaan antar kepemudaan di Buleleng.
Jambore yang akan dilaksanakan pada Oktober ini diharapkan menjadi solusi membangun sumberdaya manusia (SDM) pemuda menghadapi bonus demografi Buleleng.***