Di tes pramusim, Michelin menemukan bahwa ban standar mengalami pemanasan hingga 160 derajat Celsius. Itu terlalu panas. Berbahaya untuk pembalap. Taramasso menyebut temperatur ban harus diturunkan sekitar 20 derajat Celsius. ”Panas di Mandalika ini tidak kami temukan di sirkuit-sirkuit lain,” ungkapnya.
Keputusan diambil dengan menyiapkan ban dengan casing atau lapisan luar lebih tebal atau lebih keras. Ban itu kali terakhir dipakai pada awal 2019 dan tidak pernah digunakan lagi.
Berdasar data Michelin, dengan ban tersebut, temperatur bisa diturunkan 15 derajat Celsius. ”Hanya ini pilihan terbaik,” katanya.
Baca Juga: Jelang Persebaya Surabaya vs Persib Bandung: Mengenang Kisah Persaudaraan Abadi Bobotoh dengan Bonek
Dengan permukaan ban lebih keras, dampaknya adalah daya cengkeram akan berkurang. Meski, stabilitas motor bertambah. Ketika pada sesi kualifikasi kemarin motor-motor digeber sampai limit untuk berebut posisi start terbaik, rider-rider berjatuhan. Selain Marquez, ada juga Franco Morbidelli, Joan Mir, dan Marco Bezzecchi.
”Aku tidak tahu apakah ini karena lapisan ban baru. Sejak di Qatar, aku mengeluhkan cengkeraman ban. Dan, di sini aku tidak bisa memasuki tikungan dengan kecepatan yang aku inginkan,” keluh Mir.
Menurut Mir, timnya harus bekerja keras untuk menemukan setting motor yang pas dalam waktu semalam. Jika tidak, pada saat race semuanya menjadi sulit.