Bahkan, persekutuan Makassar-Jawa-Madura ini mampu mendominasi sejumlah kota-kota besar di pesisir Jawa, khususnya Jawa Tengah Bagian Timur dan Jawa Timur.
Namun, Belanda bersama pasukan Kesultanan Mataram Islam yang masih setia dengan Sri Susuhunan Amangkurat I itu pada Mei 1676, akhirnya berhasil menguasai daerah-daerah yang sebelumnya jatuh ke tangan pasukan Karaeng Galesong dan Trunojoyo.
Kondisi ini memaksa Karaeng Galesong melarikan diri ke Madura yang merupakan basis kekuatan Trunojoyo.
Kemudian mendapat serangan dari pasukan aliansi Mataram-VOC, Karaeng Galesong dan Trunojoyo mencoba menyerang kembali Jawa Timur menggunakan pasukan gabungan dari Madura, Makassar, dan Surabaya berkekuatan 9.000 tentara.
Pada Oktober 1676, aliansi Mataram dan Belanda dapat dikalahkan dalam Pertempuran Gegodog, diikuti dengan serangkaian kemenangan di pihak Trunojoyo dan Karaeng Galesong.
Namun, meski berhasil meraih kemenangan, Karaeng Galesong dan Trunojoyo justru berselisih.
Pada akhir 1676, perselisihan itu telah berkembang menjadi konflik terbuka di antara pengikutnya.
Karaeng Galesong kemudian memilih untuk menetap di Pasuruan dan tidak membantu Trunojoyo ketika Surabaya diambil alih oleh VOC pada Mei 1677.
Baca Juga: Ada Harapan Untuk Season 2, All Of Us Are Dead Sengaja Open Ending? Ini Faktanya!