DENPASARUPDATE.COM – Islam di Bali memiliki sejarah unik yang terikat dalam keberagaman yang sudah mengakar sejak zaman kerajaan dalam bingkai akulturasi budaya.
Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Provinsi Bali bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Denpasar dan Forum Pemerhati Sejarah Islam (FPSI) Bali menggelar Sarasehan dan Webinar bertajuk, Membangun Harmoni Kehidupan Masyarakat Melalui Akulturasi Budaya, di hotel Harris Denpasar, Sabtu 27 Maret 2021.
Menghadirkan pembicara yang dihelat secara panel yakni, Ketua Umum MUI Bali periode 2015 - 2020, KH Taufik Asy’adi, S.Ag, Ketua FSPI Bali, H Imam Asrorie, sineas Masayu Chairani dan aktivis milenial yang juga artis sinetron, Claudia Annisa alias Dea Imut, dengan moderator Dr. M. Yusuf, M.PdI.
Taufik Asy’adi dalam paparannya menekankan, dalam konteks akulturasi budaya, umat Islam dengan masyarakat Bali sudah menyama braya sejak berabad-abad silam. “Jadi yang sama jangan dibeda-bedakan, yang beda jangan disama-samakan,” tandas tokoh muslim Bali yang hobi silaturahim ini.
Taufik menuturkan sudah keliling ke kantong-kantong muslim di seluruh pelosok Bali. Seperti di Kecicang dan Yeh Banges Karangasem, Pegayaman dan Tegalllinggah Buleleng, Loloan Jembrana dan lainnya.
”Bahkan di kampung muslim Yeh Banges Desa Seraya Tengah Karangasem ada masjid tertinggi dimana tempat itu menjadi persinggahan ribuan burung yang bermigrasi dari Siberia ke Australia, ini luar biasa menjadi potensi pariwisata,” ungkap Taufik.
Ketua FPSI Bali Imam Asrorie mengatakan pihaknya selain bekerjasama dengan STAI Denpasar juga telah menggandeng ahli-ahli sejarah Universitas Udayana untuk menemukan sejarah Islam yang benar dan otentik di Bali.