Kisah Batalnya Nyi Roro Kidul Tawarkan Bantuan ke Pangeran Diponegoro Lawan Belanda, Kok Bisa?

5 Februari 2022, 06:28 WIB
Kisah Batalnya Nyi Roro Kidul Tawarkan Bantuan ke Pangeran Dipongero Lawan Belanda, Kok Bisa?. Basuki Bawono pelukis lukisan Nyi Roro Kidul yang dipajang di kamar 308 Inna Samudra Pelabuhan Ratu /Tangkapan Layar/ YouTube Talenta Tri Joko Purnomo

DENPASARUPDATE.COM – Kisah antara penguasa gaib Laut Selatan, Nyi Roro Kidul dengan para raja-raja Jawa dan keturuannnya seakan tidak habis untuk diceritakan.

Salah satunya adalah kisah kedekatan antara pahlawan nasional Pangeran Diponegoro dengan Nyi Roro Kidul.

Seperti diketahui, Pangeran Diponegoro sendiri merupakan putra dari GRM Suraja alias Sri Sultan Hamengkubuwono III dengan garwa ampeyan atau selir dari Pacitan yakni Raden Ayu Mangkorowati pada di Yogyakarta pada tanggal 11 November 1785.

Baca Juga: Sejarah KOKAM: Pasukan Anti Komunis, Penjaga Muhammadiyah

Pangeran Diponegoro sendiri lahir dengan nama Bendara Raden Mas Mustahar, kemudian diubah menjadi Bendara Raden Mas Ontowiryo sebelum kemudian setelah ayahnya naik tahta, Bendara Raden Mas Ontowiryo diwisuda sebagai pangeran dengan nama Bendara Pangeran Harya Diponegaro.

Semasa masih bernama Raden Mas Ontowiryo, Pangeran Diponegoro senang melalukan semedi di beberapa tempat di kawasan Pantai Selatan Jawa, salah satunya Gua Langse, di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

Baca Juga: Pilih Bermain Untuk Persija dan Timnas, Pemain Ini Tolak Pinangan Klub Bundesliga Jerman Werder Bremen

Dalam kisahnya, Pangeran Diponegoro memang dikenal kerap berziarah ke makam para wali dan raja-raja sejak 1805, seperti Sultan Agung, termasuk napak tilas ke gua-gua yang ada di Pantai Selatan.

Kisah Nyi Roro Kidul sendiri kerap dikaitkan dengan beragam tokoh pada zamannya, termasuk saat masa Wali Songo.

Baca Juga: Bikin Bulu Kuduk Merinding, Kisah 'Hantu Laut' Marinir Bertemu Hantu Beneran di Medan Tempur Dwikora

Nyi Roro Kidul diriwayatkan hidup sekitar abad 13, yang memiliki nama Putri Kandita.

Dia adalah anak dari Prabu Siliwangi, Sri Baduga Maharaja penguasa Pajajaran yang keluar dari istana dan pergi ke Pantai Selatan.

Baca Juga: Sejarah Dan Fakta Unik Barongsai, Tarian Asal Tiongkok

Dikutip dari buku Kuasa Ramalan (2007) Jilid karya Sejarawan asal Inggris, Peter Carey di halaman 168-171 dan Babad Pangeran Diponegoro Manado (1831/1832) menceritakan proses pertemuan antara Nyi Roro Kidul sang penguasa Pantai Selatan dengan Pangeran Diponegoro di Gua Langse.

Gua Langse sendiri menurut Peter Carey merupakan salah satu lokasi tujuan ziarah penting keluarga Keraton Yogya pada masa itu.

Baca Juga: Media Italia Sebut Pratama Arhan Diincar Lazio, Bukan Orang Sembarangan yang Beri Rekomendasi

Saat itu, dua puluh tahun sebelum pecah Perang Jawa, Pangeran Diponegoro (saat itu masih bernama Raden Mas Ontowiryo) sedang melakukan ziarah sekaligus semedi di Gua Langse tersebut.

Saat berfokus melakukan semedinya, Nyi Roro Kidul disebutkan datang dihadapan Pangeran Diponegoro.

Baca Juga: Komisaris Persib Wak Haji Umuh Minta Liga 1 Dihentikan Sementara

Hanya saja, kedatangan Ratu Pantai Selatan itu tidak dihiraukan oleh Pangeran Diponegoro yang masih saja tetap asyik dengan semedinya.

“Kalih ingkang ngiring ika, samya estri dene kang warna sami, pan wus tan kena cinatur, mapan katiga pisan, undha-usuk lawan kang deniring iku, jeng sultan dangu tan nyapa, kamitenggengen ningali,” tulis Babad Diponegoro Manado.

“Ada dua pengiringnya, semua perempuan sama rupa yang mustahil dilukiskan. Tapi, diantara tiga sosok itu, satu agak lain dari dua pengiringnya. Lama Sultan tak menyapanya terperangah menatap dia,” demikian terjemahannya.

Baca Juga: Buka Suara Usai Dipecat, Angelo Alessio Rindu Suasana Macan Kemayoran, Doakan Persija Raih Prestasi Lebih Baik

Dalam pertemuan tersebut, Nyi Roro Kidul sempat berjanji untuk datang kembali menemui sang pangeran dua puluh tahun kemudian.

Sekitar Juli 1826, di saat pecah Perang Jawa melawan Belanda, Pangeran Diponegoro datang kembali menawarkan bantuan untuk melawan penjajah dari tanah Jawa.

Baca Juga: NGERI! Tidur di Pemakaman, Tarno Sang Penggali Kubur Ini Pernah Dikeloni Hantu, Ini Kisahnya

Bantuan tersebut merupakan prajurit gaib dari Pantai Selatan. Hanya saja, bantuan pasukan prajurit gaib itu sendiri tidak gratis

Nyi Roro Kidul mensyaratkan Pangeran Diponegoro untuk meminta kepada Allah, agar dikembalikan menjadi manusia.

Baca Juga: Bali Dalam Sejarah, 1 November 1966 Hotel Bali Beach Diresmikan Sri Sultan Hamengkubuwono-IX

Permohonan itu, sontak ditolak oleh Pangeran Diponegoro, karena pertolongan hanya datang dari Allah SWT.

“sirnanipun lanatolah, kanjeng sultan malah ngandika aris, kawula tan nedha tulung, inggih miring, yen agami aming pitulung Hyang Agung, kanjeng ratu nulya musna,” lanjut tulis Babad Diponegoro Manado.

“untuk melenyapkan setan-setan itu. Sultan berkata lembut: ‘Aku tidak minta bantuanmu melawan sesamaku (makhluk manusia), karena dalam agama pertolongan hanya dari Allah’ Ratu (Kidul) langsung gaib,” demikian terjemahannya.***

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang

Sumber: Denpasar Update

Tags

Terkini

Terpopuler