Ribuan Orang Tua Siswa di Kabupaten Klungkung Bali Tak Izinkan Anaknya Sekolah Tatap Muka

- 19 Februari 2021, 05:00 WIB
Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung sedang melakukan verifikasi perrsiapan pembelajaran tatap muka ke sekolah-sekolah
Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung sedang melakukan verifikasi perrsiapan pembelajaran tatap muka ke sekolah-sekolah /Humas Pemkab Klungkung/Denpasar Update

DENPASARUDATE.COM – Rencana pembelajaran tatap muka (PTM) di Kabupaten Klungkung terancam batal. Ini menyusul sangat banyaknya orang tua siswa yang tak mengizinkan anaknya untuk sekolah tatap muka.

Padahal Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung telah melakukan verifikasi faktual terhadap seluruh sekolah di semua tingkatan. Mulai SD, SMP, SMA dan SMK yang ada di Kabupaten Klungkung berkaitan dengan kesiapan protokol kesehatan dalam menerapkan PTM.

Dari hasil verifikasi yang dilakukan, ribuan siswa tidak mendapatkan izin dari orang tua mereka untuk mengikuti PTM. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung, I Ketut Sujana, mengatakan pihaknya telah melakukan verifikasi faktual terhadap seluruh sekolah yang ada di Klungkung.

Baca Juga: Kemenparekraf Gelar Sosialiasi FoodStartup Indonesia 2021 di Malang

Sementara untuk validasi ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI secara online, hanya lima sekolah di Nusa Penida yang belum melakukannya. “Saya yakin itu karena masalah sinyal saja. Akan kami selesaikan dalam kurun waktu tiga hari ini,” ujarnya.

Disebutkan berdasar verifikasi yang dilakukan terhadap 136 SD, 22 SMP, dan 17 SMA/SMK, diungkapkannya ada total 31.956 siswa mendapat izin orang tua untuk mengikuti PTM. Yakni 15.566 siswa SD, 7.211 siswa SMP, dan 9.179 siswa SMA/SMK.

Kemudian sekitar 2.709 siswa tidak mendapat izin orang tua untuk mengikuti PTM. Di antaranya 1.288 siswa SD, 822 siswa SMP dan 599 siswa SMA/SMK. Sementara ada sekitar 945 siswa yang orang tuanya masih ragu-ragu. Yakni 268 siswa SMP, dan 677 siswa SMA.

Baca Juga: Ajak Semua Elemen Turut Lestarikan Kain Tenun Endek Bali, Putri Koster: Tanggung Jawab Kita Bersama

“Dengan begitu ada 89,74 persen siswa yang diizinkan orang tuanya mengikuti PTM, 7,61 persen siswa yang tidak mendapatkan izin, dan 2,65 persen siswa yang orang tuanya masih ragu-ragu,” bebernya.

Menurutnya besarnya jumlah siswa yang orang tuanya mengizinkan untuk mengikuti PTM lantaran orang tua siswa kesulitan mengawasi anak-anaknya belajar secara online atau daring. Kesulitan membeli kuota juga menjadi salah satu alasan.

“Sementara orang tua siswa yang tidak memberikan izin alasannya mereka karena yakin pandemi ini luar biasa. Ada kekhawatiran terutama teman-teman di Dinkes (Dinas Kesehatan) dokter, perawat, bidan sehingga sangat ketat terhadap anak-anak mereka,” katanya.

Baca Juga: Liga 1 Bergulir Setelah Lebaran, Bali United Sambut Dengan Riang Gembira

Lebih lanjut terkait dengan jadwal pasti penerapan PTM, menurutnya belum bisa dipastikan. Lantaran belum dilakukan finalisasi verifikasi, begitu juga saat ini masih berlaku Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“Kewenangan untuk pemberian izin menerapkan PTM dan tidak menerapkan PTM berada di Bupati. Nanti kami lapor terlebih dahulu ke Bupati, setelah itu Bupati lah yang memutuskan membuka atau tidak membuka,” tandasnya.

Sementara itu, Plt. Kepala SD Negeri 1 Dawan Klod, Nyoman Hartawan mengungkapkan dari total 133 siswa yang bersekolah di sana hanya 20 siswa yang tidak mendapatkan izin orang tua untuk mengikuti PTM.

Baca Juga: Ganti Lagi, Wakapolda Bali Dijabat Perwira Kelahiran Buleleng

Menurutnya banyak orang tua siswa yang mengizinkan anaknya mengikuti PTM mengingat banyak orang tua yang bekerja sehingga sulit untuk mendampingi anaknya belajar online. Kesulitan membeli kuota juga menjadi alasan orang tua mendukung diterapkannya PTM.

“Sering anak-anak karena tidak punya kuota akhirnya menunda mengirim tugas sekolah. Kami tentunya memaklumi kondisi itu dan mengizinkan siswa mengirim tugas keesokan harinya,” ungkapnya.

Sedangkan di SD Negeri Dawan Kaler, menurut Kepala SD Negeri Dawan Kaler, Luh Putu Suartini mengungkapkan seluruh orang tua siswa mengizinkan anak-anaknya mengikuti PTM. Lantaran sebagian besar siswa berasal dari keluarga kurang mampu, tidak semua siswa memiliki smartphone dan mampu membeli kuota.

Baca Juga: Sempat Melarang, Polri Akhirnya Izinkan Kompetisi Sepak Bola Bergulir

Bahkan menurutnya ada orang tua siswa yang datang menangis ke sekolah karena malu anaknya tidak bisa mengikuti sistem pembelajaran daring. “Bahkan ada siswa kami yang meminjam HP tetangganya untuk menanyakan tugas ke gurunya,” bebernya. ***

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Denpasar Update


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah