HNW juga menutup tuitannya dengan mempertanyakan apakah OPM yang menteror kedaulatan NKRI itu berbahasa Arab.
Pertanyaan tersebut mencoba untuk menunjukkan bahwa terorisme bisa berasal dari manapun dan tidak diidentikkan dengan bahasa Arab.
Selain itu, HNW juga menambahkan bahwa menjadikan bahasa Arab sebagai ciri dari terorisme juga dapat menjadi teror bagi Parlemen.
Memiliki alasan yang sama, beberapa kata yang dipakai dalam Parlemen juga merupakan serapan dari bahasa Arab.
“Memperbanyak Bahasa Arab disebut sbg salahsatu ciri penyebaran terorisme, jg bisa jadi “teror” thd Parlemen (MPR,DPR,DPD)yg jg banyak bahasa Arabnya ; Majlis, Musyawarat, Rakyat, Dewan, Wakil, Daerah. OPM banyak menteror kedaulatan NKRI, padahal mrk tidak memperbanyak bhs Arab!” tambah Hidayat Nur Wahid melalui akun Twitternya. ***