NTT dan NTB Krisis Air Bersih, Pangdam IX Udayana Kerahkan Prajurit Bangun Instalasi Sumber Air

- 4 Maret 2021, 11:10 WIB
Pangdam IX Udayana Mayjen Maruli Simanjuntak saat beraudiensi dengan komunitas PENA  NTT
Pangdam IX Udayana Mayjen Maruli Simanjuntak saat beraudiensi dengan komunitas PENA NTT /Humas PENA NTT/Denpasar Update

DENPASARUPDATE.COM – Pengadaan air bersih di NTB dan NTT rupanya menjadi perhatian Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak. Saat bertemu perwakilan awak media yang tergabung dalam Perhimpunan Jurnalis (PENA) NTT, jenderal bintang dua ini secara lugas dan yakin jika apa yang dikerjakan dirinya bersama seluruh jajarannya sangat menyentuh langsung kebutuhan rakyat di wilayah timur.

"Saya bersama seluruh anggota di wilayah Kodam IX Udayana, bersama dengan semua Babinsa yang ada di seluruh desa di NTT, NTB. Kita lihat, mana yang paling dibutuhkan masyarakat. Dan ternyata air minum. Kita lihat, sumbernya ada. Airnya ada. Tetapi kenapa rakyat kekurangan air. Maka itulah yang kami kerjakan selama ini,” ungkap panglima Kodam IX Udayana ini.

Dengan keyakinan yang dipegang teguh agar rakyat menikmati air bersih, Jenderal Maruli mengerahkan seluruh sumber daya yang ada. Dengan keterbatasan dana dan peralatan, pria asal Batak ini fokus membangun air bersih untuk NTT dan sebagian kecil NTB.

Baca Juga: Lahir 4 Maret Menurut Kalender Bali: Setiakawan dan Sangat dicintai Orang Sekelilingnya Segaris Pangeran Henry

Maruli menegaskan, program unggulan di NTT adalah air bersih. Logikanya adalah bahwa kalau ada penduduk, kalau ada pemukiman di wilayah itu pasti ada sumber air.

Namun katanya, sumber air itu bisa dekat bisa jauh. Kalau air jauh dia bisa kurang sehat, kurang minum air, apalagi mau membangun pertanian.

"Tugas kami adalah mendekatkan air tersebut. Program kami di Kodam IX Udayana adalah mendekatkan air untuk rakyat NTT. Saya yakinkan anggota bahwa air harus merata di NTT, dimana pun. Kalau dulunya NTT diplesetkan 'nanti Tuhan tolong', maka sekarang saya ingin mengubahnya. NTT itu akronim dari, 'Nah Tentara Tolong'.

Baca Juga: Lolos Verifikasi Administrasi, ESI Provinsi Bali Sah Jadi Cabor di Jajaran KONI

Saat ini lanjutnya, sudah ada pemetaan titik air atau sumber air yang belum digarap dengan baik sementara warga sekitarnya kekurangan air. Hasil pemetaan itu ada 94 titik di NTT. Ini baru data sementara. Pemetaan terus dilakukan. Dan mungkin akan terus bertambah. Dari 94 titik tersebut, yang sudah dipasang pompa sebanyak sebanyak 19 titik.

"Saat ini sudah menghasilkan 2 juta liter air perhari dari total pompa hidran yang sudah diaktifkan dan sudah ada belasan ribu warga yang sudah menikmati air bersih," urainya. Sementara pompa hidram yang masih dalam proses pengerjaan sebanyak 10 pompa yang terdiri dari 8 titik di NTT dan 2 titik di NTB.

Baca Juga: Buntut Dibatalkannya Laga Timnas U-23 vs Tira Persikabo, Bali United Akhirnya Batal ke Jakarta

"Kasihan anggota saya. Mereka kerja dengan lapar. Makanya, tolonglah, para bupati, atau siapapun yang berwenang di daerah, perhatikan makanan anak buah saya saat kerja tuh. Kita pasang air gratis bagi warga," ujarnya.

Saat ini di masing-masing Kodim di NTT sudah merekrut tenaga untuk dilatih mengerjakan pompa hidran, memasang dan merawat. Rata-rata perpompa menghabiskan sekitar Rp 50 juta sampai Rp 100 juta. Selama ini banyak bantuan dari teman-teman, orang kaya, publik figure. "Kami sedikit merendah, minta bantuan, kalau ada yang bisa beli tas seharga 50 juta, kita bilang, tasnya jangan dibeli dulu, kasih uang ke kami bangun air di NTT. Ternyata bisa juga," ujarnya.

Ia meminta kepada para Dandim, Danrem, Danramil agar lebih giat lagi, mampu mempresentasikan proyek besar ini kepada jaringan, CSR, BUMN, BUMD, swasta dan seterusnya.

Baca Juga: Breaking News! Timnas vs Persikabo Batal Digelar, Bali United: Untung Belum Berangkat

"Idenya sebenarnya bahwa kondisi ini ada di seluruh Indonesia. Selama ini banyak Kodim, Danramil kurang presentasi, kurang promosi. Banyak dana CSR yang tidak efektif. Kasih kami Rp 150 miliar saja, kami bisa bikin 1.000 titik pompa air di NTT. Menunggu pemerintah terlalu lama. Rakyat sudah sengsara,” pungkasnya, menyentil. ***

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Denpasar Update


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah