DENPASARUPDATE.COM – Viralnya di media sosial terkait postingan tarif parkir Rp350 ribu di kawasan wisata Malioboro akhirnya mendapat tanggapan dari Pemkot Yogyakarta.
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menggugat pengunggah postingan tersebut.
Justru, menurut dia Pemkot Yogyakarta justru berterimakasih karena telah membantu memberikan informasi terkait tarif parkir di Kota Yogyakarta.
Baca Juga: BRI Liga 1: Raffi Ahmad Janji Bakal Datangkan Mesut Ozil Untuk RANS Cilegon FC, tapi Ini Syaratnya
Heroe Poerwadi mengaku bahwa sebenarnya terjadi kesalahpahaman, sehingga akhirnya menjadi berkembang kemana-mana.
Sehingga, informasi yang beredar tersebut seakan-akan yang terjadi justru urutan kejadiannya menjadi tidak jelas.
"Jadi saat itu saya menjawab di beberapa unggahan di Instagram, bahwa saya mengucapkan terimakasih atas klarifikasi dan kronologi kejadiannya, dan posisinya yang sudah jelas sebagai korban. Maka saat itu juga, saya bilang tidak ada rencana gugatan kepada pengunggah tersebut," jelasnya dalam keterangan persnya yang diterima redaksi DenpasarUpdate.com (Pikiran Rakyat Media Network), Sabtu 22 Januari 2022.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta Senin 24 Januari 2022, Pisces Akan Menjadi Rumah Bagi Pasangannya
Pasalnya, karena posisinya sudah jelas bukan bagian dari yang melakukan mark up dan justru menjadi korban.
Maka dari itu, tidak ada niat apapun dari Pemkot Yogyakarta untuk menggugat korban yang mengunggah postingan tersebut.
Baca Juga: Ingin Liburan ke Yogya? Jangan Lupa Bawa Surat Bebas Covid-19 jika Tidak Ingin Dihukum
“Kronologis dari kesimpang-siuran tersebut. Bermula ada viral kasus parkir yang nuthuk 350K. Wartawan nanya, bagaimana pak ? Saya cek kebenarannya dahulu, dan apakah itu parkir resmi atau bukan. Dishub akan koordinasi dengan Kepolisian untuk melakukan Cek kebenarannya. Tetapi apapun pasti akan ditindak tegas dan tanpa ampun,” ungkapnya
“Malam harinya, ada laporan, bahwa bukan murni nuthuk, tapi kongkalingkong mark up, antara kru bis dan teman-temannya dan tukang parkir. Yang meminta kuitansi ditulis sebesar 350k,” tambahnya.
Heroe Poerwadi juga menjawab Mas Menteri Sandiaga Uno yang juga menaruh perhatian terhadap kasus itu di Instagram beliau. Dengan meletakkan persoalannya yang terjadi. Jika membaca disana sebenarnya sudah clear persoalan sebenarnya, saat itu.
"Jadi persoalan sebenarnya bergeser dari nuthuk ke mark up. Saat itu, kita menelusuri yg mengunggah ini siapa ? Termasuk bagian yg ikut mark up atau korban ? Di lihat dari unggahan pertama di ICJ, tidak jelas kronologi fakta dan posisinya tersebut. Unggahan pertama cerita kena thutuk 350ribu tapi di lapangan setelah di cek, soal mark up," ujar Heroe Poerwadi.
Maka ketika wartawan bertanya lagi, ia mengatakan bis itu kemungkinan besar tidak ikuti aturan perjalanan PPKM di Jogja.
Yaitu harus masuk Terminal Giwangan, untuk diperiksa perlengkapan kesehatan Covid-19, dan akan mendapat nomer parkir di tempat parkir resmi.
Buktinya bis itu ada di tempat parkir liar. Yang kedua, isunya tidak lagi nuthuk, tapi mark up.
Baca Juga: Pemerintah Izinkan Pertandingan BRI Liga 1 Dihadiri Suporter, Begini Syarat Lengkapnya!
Yang ketiga jikalau pengunggah adalah juga bagian dari yang mark up, maka kita laporkan juga. Karena sudah membuat berita palsu atau informasi yg tidak benar, yang menjadikan Kota Jogja menjadi korban dan jadi bulan-bulanan.
"Jadi membicarakan gugatan pengunggah itu, ketika posisi pengunggahnya belum diketahui sebagai bagian dari yang melakukan mark up atau sebagai korban. Dan di sinilah yg menjadi viral kemana-mana," kata Wawali.
Beberapa saat kemudian Wawali mendapat informasi dan ada ysng nge-tag di medsos, yang menginformasikan bahwa yang mengunggah sudah melakukan klarifikasi. Yang menginformasikan pula Beliaunya termasuk korban, dan telah menghapus unggahan pertama. Karena beliau termasuk yang merasa dipermainkan dengan kuitansi, bahkan ada dua dan berbeda.
Baca Juga: RAMALAN ZODIAK HOKI Minggu 23 Januari 2022 untuk Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio
Jadi saat itu Heroe Poerwadi menjawab di beberapa unggahan di Instagram, bahwa justru mengucapkan Terimakasih atas klarifikasi dan kronologi kejadiannya, dan posisinya yang sudah jelas sebagai korban. Maka saat itu juga, Wawali menyatakan tidak ada rencana gugatan kepada pengunggah tersebut. Karena posisinya sudah jelas bukan bagian dari yang mark up, dan malah jadi korban.
"Kesalahpahaman terjadi karena kecepatan informasi di medsos. Urutan kejadian jadi kacau. Jadi yang benar urutannya kejadiannya seperti itu. Ada momentum, ada teksnya dan ada konteksnya," jelasnya.***