DENPASAR UPDATE.COM - Presiden Prancis Emmanuel Macron memberikan komentarnya terhadap pemenggalan kepala seorang guru yang pernah mempertontonkan kartun kontroversial yang menggambarkan Nabi Muhammad di salah satu kelasnya tentang kebebasan berekspresi.
Emmanuel Macron mengeluarkan pernyataan anti-Islam di Prancis yang memicu protes di negara-negara Muslim.
Bahkan Macron menerbitkan ulang karikatur yang menghina Nabi Muhammad.
Baca Juga: Keringanan Tarif Listrik PLN Non Subsidi dari Pemerintah Cair Bulan Ini, Cek Informasi Lengkap!
Beberapa negara di dunia pun mulai bereaksi terhadap ucapan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Salah satunya adalah terjadi boikot produk Prancis di beberapa negara termasuk Qatar, Kuwait, Aljazair, Sudan, Palestina, dan Maroko.
Masyarakat bahkan terus mendukung boikot produk Prancis yang diluncurkan melalui kampanye media sosial di seluruh Maroko.
Baca Juga: Tidak Banyak yang Tahu, Asrama Pelajar Tempat Deklarasi Sumpah Pemuda Milik Keturunan Tionghoa
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, juga memberikan reaksinya terhadap ucapan Presiden Prancis itu.
Presiden Erdogan menyebut Presiden Emmanuel Macron dari Prancis "memerlukan perawatan mental".
Erdogan mengungkapkan bahwa Macron membutuhkan pemeriksaan kesehatan mental karena berjanji mempertahankan nilai-nilai sekuler dan melawan Islam radikal.
Baca Juga: Cek Sebelum Beli, Ini Harga Emas Hari Ini Rabu 28 Oktober 2020
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga meminta kepada rakyatnya untuk memboikot produk-produk Prancis karena sikap bermusuhan terhadap Muslim yang ditunjukkan oleh pemimpin Prancis.
Selain itu, Presiden Erdogan juga menyerukan kepada Uni Eropa untuk membatasi hal yang disebut sebagai agenda anti-Islam yang diusung Macron.
Boikot produk Prancis udah terjadi di beberapa negara Timur Tengah.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini 28 Oktober 2020 Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo Tentang Cinta
Di Yordania, Qatar, dan Kuwait, produk-produk Prancis diturunkan dari beberapa rak supermarket, seperti produk kecantikan dan perawatan rambut buatan Prancis.
Pemerintah Prancis pun akhirnya meminta akai pemboikotan diakhiri karena akan berdampak besar pada perekonomiannya.***