Lebih lanjut Dedi pun menunjukkan 3 jenis peluru gas air mata yang digunakan pada saat kejadian di Stadion Kanjuruhan, Malang, yakni peluru berwarna hijau, biru dan merah.
Dedi menjelaskan 3 jenis peluru gas air mata atau (chlorobenzalmalononitrile/CS) yang digunakan saat itu mempunyai kandungan dan fungsi yang berbeda-beda.
Untuk peluru berwarna hijau, menurut Dedi hanya menyebarkan asap putih. Berbeda dengan yang berwarna biru mempunyai kadar gas air mata yang sifatnya sedang. Sementara yang berwarna merah berfungsi untuk mengurai massa dalam jumlah besar.
"Semua tingkatan ini saya sekali lagi saya bukan expert-nya saya hanya bisa mengutip para pakar menyampaikan yah CS atau gas air mata dalam tingkatannya tertinggi pun tidak mematikan," kata Dedi.
Baca Juga: Ini Tutorial Cara Membuat Mobil yang Bisa Bergerak di Minecraft
Dedi mengungkapkan bahwa dari penjelasan para ahli dan dokter spesialis yang menangani para korban dalam Tragedi Kanjuruhan, tidak ada korban yang meninggal dunia lantaran akibat dari gas air mata. Kematian para korban dikatakannya dikarenakan kehabisan oksigen lantaran berdesak-desakan.
"Tidak satu pun yang menyebutkan bahwa penyebab kematian adalah gas air mata tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen. Karena apa? Terjadi berdesak-desakan, terinjak-injak, bertumpuk-bertumpukkan mengakibatkan kekurangan oksigen di pada pintu 13, pintu 11, pintu 14, dan pintu 3. Ini yang jadi korbannya cukup banyak," ujar Dedi.
Baca Juga: Jadi Wahana Kreatifitas Pecinta Otomotif, D’Youth Modification Contest 2022 Diikuti Ratusan Peserta