Masih Terpuruk, Dolar Amerika Serikat Awali Kuartal IV Dengan Buruk

- 2 Oktober 2020, 11:19 WIB
Bendelan uang dolar Amerika Serikat dan Rupiah
Bendelan uang dolar Amerika Serikat dan Rupiah /kartika mahayadnya/bank indonesia
 
DENPASARUPDATE.COM - Dolar AS terus melemah mencapai titik terendah setelah lebih dari seminggu perdagangan terakhir selalu terkoreksi. 
 
Dalam perdagangan Jumat 2 Oktober 2020 pagi, sekeranjang mata uang utama mengalami penguatan terhadap Dolar.
 
Hal tersebut dipicu stimulus fiscal AS mendorong investor mencari mata uang berimbas hasil lebih tinggi tetapi lebih beresiko.
 
 
Yuan menjadi yang paling tinggi penguatannya terhadap Dolar. Sementara mata uang komoditas lain seperti Dolar Australia, Selandia Baru, Kanada, serta crown Norwegia juga menguat terhadap greenback.
 
Seperti dilansir dari antaranews.com dengan judul berita Dolar jatuh ke terendah seminggu, awali kuartal keempat dengan buruk.
 
Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin masih jauh dari kesepakatan tentang bantuan COVID-19 di beberapa bidang penting pada Kamis 1 Oktober 2020, setelah diskusi telepon gagal menjembatani apa yang digambarkan Pelosi sebagai perbedaan atas dolar dan nilai.

Kongres Demokrat telah mengusulkan paket stimulus 2,2 triliun dolar AS untuk menanggapi pandemi, sementara Partai Republik menyarankan paket stimulus 1,6 triliun dolar AS.
 
Baca Juga: Kelola Keuanganmu di Usia 20-an Agar Tetap Aman Habis Gajian

“Kedua pihak memiliki banyak sinyal, seperti burung merak yang sedang berjalan-jalan. Jika kami tidak mendapatkan apa pun sebelum pemilihan, kami akan mendapatkan sesuatu setelahnya," kata Marc Chandler, kepala strategi pasar, di Bannockburn Forex di New York.
 
“Namun saat memasuki periode baru, masyarakat masih ingin membeli ekuitas dan mengambil risiko,” tambahnya.

Saham-saham Wall Street lebih tinggi pada Kamis 1 Oktober, sementara harga obligasi pemerintah AS lebih rendah.

Dalam perdagangan sore, euro menguat 0,2 persen terhadap dolar menjadi 1,1743 dolar AS. Dolar Australia naik 0,3 persen terhadap Greenback menjadi 0,7189 Dolar AS. Dolar Selandia Baru naik 0,6 persen menjadi 0,6648 dolar AS. Terhadap dolar Kanada, dolar AS turun 0,4 persen menjadi 1,3270 dolar Kanada.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,1 persen menjadi 93,722, setelah sebelumnya jatuh ke 93,522, level terlemah sejak 22 September.
 
Meskipun demikian, analis tetap skeptis tentang pelemahan dolar dan tampaknya memudarkan pergerakan aset-aset berisiko secara keseluruhan.

“Ada kemungkinan yang tinggi, terutama di Eropa, untuk penguncian yang lebih terlokalisasi,” kata Simon Harvey, analis pasar valas, di Monex Europe di London. "Dan jenis pemfilteran penghindaran risiko semacam itu ke dalam dolar sangat nyata dan efektif."***
 
Penulis : M.Nurul Jumah
Editor Antara : Nusarina Yuliastuti

Editor: M Hari Balo

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x