Jadi Incaran Pengepul, Petani Bawang Merah Kintamani Ingin Harga Stabil

10 Oktober 2020, 07:40 WIB
Petani bawang merah di Desa DSongan Kintamani Bangli, Bali tampak sedang menyemai bibit di lahan di tepian danau Batur. /kartika mahayadnya

DENPASARUPDATE.COM – Desa Songan, Kintamani, Bangli, selain punya potensi wisata Danau yang indah dan menawan, juga menjadi satu-satunya sentra pertanian Bawang Merah di Bali.

Petani setempat memanfaatkan lahan di area sekitar Danau Batur yang subur. Sebagaimana catatan sejarah, terbentuknya danau Batur sendiri karena dua letusan Gunung Batur tua dengan ketinggian lebih dari 3000 meter diatas permukaan laut.

Gunung api Batur purba ini meletus sekitar 29.300 tahun yang lalu dan menghancurkan separuh bagian gunung bagian atas lalu membentuk kubangan besar.

Baca Juga: Update Harga Emas di Akhir Pekan Sabtu 10 Oktober 2020, Harga Emas Antam Tetap

Uniknya, lahan bawang merah di Songan ini tak disebut hektar atau are. Melainkan setiap petaknya disebut rol. Salah seoorang petani bawang di Desa Songan, Kintmani, Putu Suardana, mengungkapkan, dirinya punya lahan sekitar 6 rol dimana setiap rolnya setara 7,5 are.

Lahan seluas itu katanya, jika cuaca dan hasil panen bagus mampu menghasilkan bawang merah setiap 7,5 are sebanyak 1,2 ton. Namun jika cuaca kurang baik hanya menghasilkan 1 ton bawang kering.

Menurutnya, proses pengeringan bawang merah sejak di panen membutuhkan waktu sekitar 2 bulan. Sebelum di gelontor dari batangnya petani setempat biasa menyimpannya di para-para. Tujuannya kata Putu agar bawang merah tidak lembab atau basah yang bisa memicu kebusukan.

Baca Juga: Siapa 12 Sosok Aktor Sponsor UU Ciptaker? Ini Hasil Penelusuran JATAM, Ada Airlangga Sampai Puan

Petani setempat memilih varietas bawang merah Bali Karet dan bawang merah Brebes. “Bawang merah Bali Karet itu keunggulannya lebih segar, merah tua dan besar-besar,” ungkap Putu Suardana.

Untuk pemasaran lokal Bali lanjutnya, biasanya bawang sudah dilepas dari daunnya. Artinya bawang sudah bersih dan siap konsumsi. Namun jika kirim ke luar pulau Bali umumnya tetap sama daunnya dengan kemasan karung nilon.

Terkait gagal panen lanjutnya, biasanya disebabkan dua hal. Yaitu cuaca buruk dan hama kupu-kupu kecil. Namun petani setempat sudah mengatasinya dengan pestisida.

Baca Juga: Leo Masih Berharap Liga 1 Tetap Dilanjutkan

Soal harga, saat ini harga bawang merah Kintamani di tingkat petani Rp 15.000 per kilogram. Sedang kalua harga bagus dan mahal kata Putu bisa tembus Rp 40.000 perkilogram di tingkat petani. Namun jika harga anjlok hanya Rp 8.000 perkilogram. “Kalau sudah harga rusak (anjlok, Red), petani pasti tak dapat apa, rugi,” kata Putu.

Selaku petani, Putu berharap harga stabil agar perekonomian masyarakat kembali normal di tengah pandemi Covid-19 ini.

Ditambahkan, sejak pandemi Covid-19, banyak warga Songan yang merantau mencari kerja di sector pariwisata akhirnya pulang kampung Kembali tanam bawang merah dan budidaya ikan mujair. ***

  

 

 

         

 

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: DENPASARUPDATE

Tags

Terkini

Terpopuler