Network
DENPASARUPDATE.COM – Tanaman Porang yang dulu dibuang-buang kini malah menjadi pasar ekspor karena manfaatnya yang luar biasa. Selain dikonsumsi untuk Kesehatan, kosmetik juga untuk campuran berbagai produk makanan olahan.
Permintaan pasar industri dan pasar ekspor ternyata semakin tinggi. Ini tentu menjadi peluang bagus bagi petani. Khususnya di lahan yang tak punya potensi pengairan cukup bisa ditanam. Tak heran di Tabanan banyak petani memanfaatkan lahan tidur untuk menanam Porang. Terlebih ditengah kondisi pandemi Covid-19..
Ketua DPC Perkumpulan Petani Penggiat Porang Nusantara (P3N) Tabanan Putu Yasa, mengakui budidaya Porang semakin menggeliat di Tabanan, Bali.
Baca Juga: Adegan Medis di Ikatan Cinta Dikoreksi Dokter, Donna Rosamayna Beri Tanggapan Begini
“Saat ini sudah ada 50 anggota petani porang dan tergabung dalam P3N,” ungkapnya, kepada awak media Sabtu sore 1 Mei 2021.
Disebutkan, sejauh ini luas lahan pertanian yang ditanami porang bervariasi. Mulai dari 2 are, 5 are sampai 10 are. Bahkan ada juga mencapai 1 hektare. Menurutnya, tanaman porang sebenarnya sudah ada sejak tahun 2006 silam di Tabanan. Namun nasib tanaman ini meredup, lantaran pemasaran yang sulit. Namun menggeliat kembali setelah permintaan pasar ekspor cukup menjanjikan.
“Yang kami ketahui tanaman porang tidak hanya digunakan sebagai bahan makanan. Melainkan juga sebagai bahan kosmetik, bahan lem dan bahan makanan lainnya. Sehingga peluang dan kebutuhan tinggi,” ungkapnya.
Khusus di Tabanan pertanian porang berada di Kecamatan Selemadeg Barat mencapai puluhan hektar. Sisanya berada di Selemadeg, Selemadeg Timur, Pupuan, Kerambitan dan Baturiti. Sementara untuk wilayah perkotaan Tabanan karena lahan sempit tanaman porang sangat sedikit.
