Debat Perdana Pilkada Karangasem Berlangsung Panas, MASSKER Sodok NADI Soal PDAM, Ini Sebabnya

- 25 Oktober 2020, 11:05 WIB
Pasangan IGA Mas Sumantri-Made Sukerana (MASSKER) di debat perdana Pilkada Karangasem, Sabtu 24 Oktober 2020 malam.
Pasangan IGA Mas Sumantri-Made Sukerana (MASSKER) di debat perdana Pilkada Karangasem, Sabtu 24 Oktober 2020 malam. /Rudolf Arnaud Soemolang

DENPASARUPDATE.COM – Debat perdana Pilkada Karangasem 2020 sesi perdana berlangsung secara sengit, Sabtu 25 Oktober 2020 malam.

Dalam debat yang digelar di Rama Sita Room Inna Grand Bali Beach Hotel, Sanur Bali tersebut, diikuti dua pasangan calon (paslon) yang ikut di Pilkada Karangasem yakni paslon nomor urut 1, Gede Dana-Wayan Artha Dipa (NADI) dan paslon nomor urut 2, I Gusti Ayu Mas Sumantri-Made Sukerana (MASSKER).

Di debat itu, kedua paslon saling mengadu visi-misi dan mengkritisi berbagai program-program ungggulan yang disampaikan.

Baca Juga: Wajib Tahu! Berikut 5 Tempat Nongkrong Kreatif di Denpasar Buat Kamu yang Doyan Seni dan Kreatifitas

Pada segmen awal, pasangan MASSKER menunjukan berbagai capaian keberhasilan pemerintahannya dalam lima tahun belakangan ini.

MASSKER menyebut berbagai program seperti program penanganan kesehatan dengan bantuan dan fasilitas kesehatan terjangkau termasuk siapkan vaksinasi massal Covid-19, capaian penanganan maksimal saat bencana alam Gunung Agung 2017, penanganan gelandangan dan pengemis dari 242 orang turun menjadi 70 orang. Termasuk capaian WTP berturut-turut 5 kali dari BPK RI juga digeber Massker.

Sementara pasangan NADI menggobral janji-janjinya untuk menciptakan ketahanan pangan yang mantap, kesehatan, jaminan sosial masyarakat miskin, pendidikan gratis, hingga menarik investasi ke Karangasem khususnya pariwisata berbasis desa adat, penguatan adat dan budaya dengan memberdayakan Sekaa Teruna (ST), hingga pembangunan dan perlindungan tempat ibadah serta pembangunan fasilitas adat. 

Baca Juga: Serbu Promo Shopee Gajian Sale! Ada Promo Gratis Ongkir, Cashback Kilat 100%, Hingga Flash Sale 6

Debat semakin panas saat memasuki sesi tanya-jawab di puncak debat, MASSKER menunjukkan kualitasnya sebagai paslon.

MASSKER melalui Mas Sumatri mengajukan pertanyaan kepada paslon NADI terkait pertanyaan, khususnya kepada Cabup Gede Dana terkait persoalan pengajuan Ranperda untuk penyertaan modal daerah untuk PDAM Karangasem, untuk memberikan layanan air untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang menurut Mas Sumantri tidak pernah ada tindaklanjutnya.

Padahal, saat itu Gede Dana masih menjabat sebagai Ketua DPRD Karangasem. Menurut Mas Sumantri ini membuat 1500 warga masyarakat di Karangasem batal mendapat sambungan air PDAM hanya karena tidak pernah dibahas oleh legislatif.

Baca Juga: Minggu 25 Oktober 2020 Ramalan Cinta Zodiak Hari Ini Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius

"Padahal ini sudah masuk KUA dan PPAS. Sehingga hak masyarakat sebanyak 1.500 orang berpenghasilan rendah di Karangasem hilang," serang Mas Sumatri.

Mendapat serangan dari Mas Sumantri, Gede Dana berusaha mengelak, ia malah menyebut tata kelola pemerintahan yang dijalankan Mas Sumantri.

"Ini tata kelola pemerintahan ibu Mas Sumatri tidak bagus. Kami tidak mau melanggar tata kelola aturan. Jangan sisakan masalah. Saat itu Badan Musyawarah DPRD Karangasem sudah selesai menetapkan agenda. Masalah air bersih di Karangasem, apakah sudah ada data tepat? Saya tanya Kabag Ekonomi Pemda Karangasem, rancangan ranperda belum kelar ditandatangani. Banmus DPRD sudah lewat membahas itu," sodok Gede Dana.

Baca Juga: Dukungan Sang Ayah, Doa Ronaldo, Hingga Putuskan Pensiun Usai Pertahankan Rekor 29 Kali Kemenangan

Mendapat sodokan dari Gede Dana, Mas Sumantri balas menyerang dengan menyebut bahwa dirinya membantah disebut terlambat menandatangi rancangan Perda tersebut, apalagi hal tersebut merupakan hibah dari pemerintah pusat kepada Karangasem.

"Saya tidak setuju dikatakan terlambat menandatangani. Apalagi ini hibah pusat. Saya tidak melihat keseriusan anda di DPRD Karangasem. Ini hibah pusat, sudah dapat dari pusat malah jadi hangus karena DPRD Karangasem. Harusnya ini pelajaran bagi Karangasem dalam memperjuangkan kepentingan rakyat," ujar Mas Sumatri.

Gede Dana balik menyerang Mas Sumatri dengan tudingan tidak paham aturan.

"Ibu Sumatri tidak bisa memasukkan angka saja. Draf Perda itu yang diajukan setelah ketok palu. Kami tidak mau melanggar aturan. Harus pahami aturan dulu," tegas Gede Dana.

Baca Juga: Omzet Capai Ratusan Juta Perhari, Petani Tanaman HIas Sukamantri Bogor Ekspor ke Mancanegara

Mas Sumatri lagi-lagi menyalahkan Gede Dana. "Saya mesti cerewet ya. Saya kantongi bukti mengirim rancangan Perda pada November 2018. Jangan sampai rakyat jadi sasaran ya. Rugi masyarakat kalau masalah pribadi dikaitkan di sini," tegas Mas Sumatri.

Gede Dana tidak mau disalahkan. Mas Sumatri dikatakan Gede Dana memaksakan kehendak.

"Ibu terlalu lambat eksekusi kebijakan. Tapi memaksakan. Harusnya dikirimkan sebelum ada agenda di badan musyawarah," serang Gede Dana.

Saat sesi berikutnya Gede Dana mendapatkan kesempatan melempar pertanyaan, soal langkah Mas Sumatri selaku Bupati Karangasem menangani ekonomi Karangasem di tengah pandemi Covid-19, sementara Mas Sumatri punya target tinggi menaikkan pendapatan asli daerah (PAD) Karangasem.

Mas Sumatri pun menjawab lugas, bahwa rancang RAPBD Karangasem adalah persetujuan bersama DPRD dan Bupati.

"Untuk PAD di Karangasem kami sudah siapkan meningkatkan pendapatan dari galian C," ujar Mas Sumatri.

Debat itu sendiri ditutup dengan closing statement untuk mengajak masyarakat mencoblos di Pilkada 9 Desember 2020 mendatang.

untuk mengetahui lebih lengkap mengenai debat tersebut, bisa menyaksikan melalui link ini.***

 

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah