Baca Juga: Ratusan Siswa Masih Tercecer, BIN Daerah Bali Gelar Vaksinasi di SMKN 1 Klungkung
Dharma Putra yang memperoleh gelar Magister Kimia Kelautan dari University of Wollongong, New South Wales, Australia dan gelar doktor di Bidang Budaya dan Lingkungan dari Universitas Udayana ini menyadari bahwa setelah melewati fase perencanaan gagasan, muncul kendala-kendala di lapangan.
Dia menambahkan, “Di Indonesia harus diakui persoalan penentuan lokasi proyek sering menimbulkan masalah karena kita belum memiliki suatu sistem data terintegrasi terkait lokasi dan statusnya. Dari blueprint tersebut kemudian didetailkan ke masing-masing titik lokasi, berupa detail engineering design.” Oleh karena itu, menurutnya, “perlu kajian/analisis lingkungan hidup strategis pada rencana di lokasi tersebut.”
Terkait reaksi dari masyarakat Sanur terhadap rencana pembangunan terminal, Dharma Putra dapat memahami dinamika pada level grass root tersebut.
Kekhawatiran masyarakat harus didengar dan diserap oleh para pemangku kebijakan, eksekutif, legislatif, maupun pelaksana pekerjaan.
Baca Juga: Ciptakan Atlet Berprestasi, Pemkot Denpasar Dukung Kejuaraan Taekwondo Ngurah Harta Cup
Berdasarkan pengalaman seringkali persoalan ini muncul akibat kurangnya komunikasi dan sosialisasi di antara para pihak dengan masyarakat.
“Perlu kajian sosial budaya yang mendalam sebelum sebuah proyek dikerjakan”, pungkasnya.
Dharma Putra sejak tahun 1991 melakukan penelitian utama dan kegiatan profesionalnya adalah dalam studi terkait lingkungan seperti pengelolaan dan pemantauan lingkungan, penilaian dampak lingkungan, pembangunan hijau, pariwisata hijau, pengelolaan pesisir terpadu, dan pembangunan berkelanjutan.