Dharma Putra yang dikenal luas sebagai pengamat dan pelaku yang menangani penanganan masalah-masalah sosial, budaya, kawasan, dan lingkungan Bali, menuturkan bahwa penggunaan energi bersih (gas) sebagai bahan bakar pengganti fossil fuel dalam sistem kelistrikan Bali akan memberi manfaat lingkungan dan ekonomi secara luas.
Bagaimanapun hasil pembakaran batubara atau penggunaan solar pada pembangkit listrik menimbulkan residu polutan yang tidak sedikit. Dari sisi ekonomi pun penggunaan gas memiliki nilai efisiensi yang signifikan.
Menurutnya, dengan penggunaan gas dalam sistem pembangkitan listrik di Bali dengan sendirinya akan meningkatkan kemandirian energi bagi Bali. Selain itu, penggunaan energi bersih akan memberi citra positif untuk Bali di mata dunia.
Terkait pemilihan lokasi proyek terminal gas yang belakangan diributkan, Dharma Putra pun mengingatkan bahwa Bali pernah memiliki pengalaman bagaimana mengelola kawasan proyek dengan melakukan program recovery lingkungan dengan pendekatan sosial budaya yang tepat.
Baca Juga: Peluang Bali United Untuk Lolos Fase Grup Tipis di AFC Cup 2022, Coach Teco Beberkan Hal Ini
Sebutlah, proyek Denpasar Sewerage Development Project (DSDP), Proyek Pengamanan Pantai Sanur, Kuta, Nusa Dua dan Tanah Lot (Bali Beach Conservation Project), pembangunan waduk, instalasi pengolahan sampah di Denpasar, yang ekses negatifnya mampu diminimalisasi.
“Yang penting, setiap proyek harus memberi manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat dan alam Bali, agar tetap selaras dengan prinsip-prinsip Tri Hita Karana. Manusia Bali tidak bisa lepas dari harmonisasi manusia-lingkungan sebagai bentuk yadnya kepada Tuhan,” imbuhnya.