Pemerhati Lingkungan: Bali Mendesak Butuh Energi Bersih

- 29 Juni 2022, 14:58 WIB
 Ketua Yayasan Pembangunan Bali Berkelanjutan, Dr. Ketut Gede Dharma Putra.
Ketua Yayasan Pembangunan Bali Berkelanjutan, Dr. Ketut Gede Dharma Putra. /Ahmad Latief Fahrezi/

DENPASARUPDATE.COM - Polemik pembangunan Terminal LNG di Intaran, Sanur, Denpasar belakangan ini membangkitkan kembali kesadaran masyarakat Bali akan pentingnya energi bersih bagi kelistrikan di Bali.

Sebelumnya diberitakan bahwa warga Desa Adat Intaran, Denpasar, mendatangi DPRD Provinsi Bali, Selasa 21 Juni 2022 lalu.

Dari laman Kementerian ESDM diketahui, bahwa saat ini Bali memiliki kapasitas pembangkit listrik lebih dari 1200 MW, dengan kebutuhan maksimal berkisar 980 MW, dan sebesar 350 MW bersumber dari pembangkit Paiton di Jawa Timur yang masih menggunakan batubara.

Baca Juga: Proyek Terminal LNG PLN di Sanur Ditolak Warga Adat Intaran, Wamen BUMN: Kita Lihat Apa Masalahnya

Tercatat sampai dengan akhir Maret 2022 konsumsi listrik di sektor bisnis mencapai 491 GWh dengan kontribusi 39,71 persen dari total konsumsi listrik secara di Bali.

Kontribusi terbesar berasal dari pelanggan besar sektor pariwisata. Hal ini tampak pada periode yang sama tahun lalu (Maret 2021) saja permintaan layanan kelistrikannya tumbuh hingga 27,15 persen.

Baca Juga: Tolak Pembanguan Terminal LNG di Sanur, Ratusan Krama Desa Adat Intaran Gelar Demonstrasi Besar-besaran

Angka ini diproyeksikan akan meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi Bali, sebagaimana tercantum dalam RUPTL Perusahaan Listrik Negara (PLN) 2021-2030, beban listrik Bali akan mencapai 1.185 Megawatt sampai dengan 2023.

Dinamika sosial belakangan ini tak luput dari sorotan para pemerhati lingkungan Bali, salah satunya adalah Ketua Yayasan Pembangunan Bali Berkelanjutan, Dr. Ketut Gede Dharma Putra.

Halaman:

Editor: Ahmad Latief Fahrezi

Sumber: Denpasar Update


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x