Hasil selanjutnya dari Rapimwil juga disebutkan oleh Syobri bahwa meminta pemerintah untuk menjadikan Pulau Dewata sebagai pusat karantina internasional.
"Jika diterapkan. hotel-hotel di Bali dapat terisi okupansinya sehingga harapannya mampu membantu putaran roda pariwisata yang merupakan denyut nadi utama ekonomi Bali kembali bergerak," kata Syobri.
Selanjutnya Pemuda Muhammadiyah Bali meminta pemerintah untuk mengkaji ulang penerapan ganjil-genap di kawasan pariwisata seperti Sanur dan Kuta.
Pihaknya meyakini bahwa kebijakan ganjil genap kurang efektif, sehingga ditakutkan akan menghambat sehingga wisatawan merasa enggan untuk berkunjung.
"Kebijakan ganjil genap kurang efektif. Masyarakat Legian, Kuta, dan Sanur sangat bergantung pada pariwisata. Dikhawatirkan kebijakan ini membuat wisatawan merasa enggan dan dampaknya kepada masyarakat akan semakin sulit mencari pendapatan," jelas Syobri.***