Permohonan itu, sontak ditolak oleh Pangeran Diponegoro, karena pertolongan hanya datang dari Allah SWT.
“sirnanipun lanatolah, kanjeng sultan malah ngandika aris, kawula tan nedha tulung, inggih miring, yen agami aming pitulung Hyang Agung, kanjeng ratu nulya musna,” lanjut tulis Babad Diponegoro Manado.
“untuk melenyapkan setan-setan itu. Sultan berkata lembut: ‘Aku tidak minta bantuanmu melawan sesamaku (makhluk manusia), karena dalam agama pertolongan hanya dari Allah’ Ratu (Kidul) langsung gaib,” demikian terjemahannya.***