Kapan Puasa Arafah Sebaiknya Dilakukan, Benarkah Saat Wukuf? Simak Penjelasan Muhajir Habsyie

- 8 Juli 2022, 12:30 WIB
Suasana saat jamaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk melakukan ritual puncak haji bertepatan saat tanggal 9 Zulhijjah
Suasana saat jamaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk melakukan ritual puncak haji bertepatan saat tanggal 9 Zulhijjah /antaranews.com/Denpasar Update

Baca Juga: Waspada Jelang Idul Adha, 268 Hewan Ternak Terjangkit PMK di Buleleng, Mayoritas di Kecamatan Gerokgak

Dari pemaparan ini menjadi jelas bahwa penetapan tanggal hijriyah tergantung kepada rukyatul Hilal di daerah masing-masing. Karena awal Dzulhijjah di Indonesia pada tahun ini (2022 M) ditetapkan jatuh pada tanggal 1 Juli berdasarkan keputusan pemerintah yang berlandaskan pada rukyatul hilal, maka rakyat Indonesia semestinya melakukan puasa Arafah pada tanggal 9 Juli, dan berlebaran Idul Adha pada tanggal 10 Juli.

Ini berbeda dengan penduduk belahan bumi lain yang melihat Hilal pada tanggal 30 Juni, puasa Arafah bagi mereka dilakukan pada tanggal 8 Juli, dan Idul Adha bagi mereka jatuh pada tanggal 9 Juli. Masing-masing memiliki hukum tersendiri.

Perbedaan ini hendaknya tidak dijadikan bahan untuk perselisihan, namun semestinya menjadi bahan renungan bagi kita semua mengenai keagungan kuasa Allah ﷻ. Bagaimana bulan dan matahari beredar pada orbitnya masing-masing sehingga menjadikan setiap belahan bumi memiliki perbedaan waktu yang berlainan.

Baca Juga: Download Stumble Guys 0.37 Update 8 Juli 2022, Unlimited Gems, Unlock All Skin Auto Sultan? Link Ori Disini

Setiap matahari terbit di satu tempat, itulah juga saat tenggelamnya matahari di tempat lain. Jika di satu tempat seorang muslim sedang berpuasa di siang hari, di belahan bumi lain ada yang sedang khusyuk dalam shalat malamnya.

Setiap saat adalah pagi, siang, sore, dan malam di belahan bumi masing-masing. Setiap saat adalah waktu Shubuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya di belahan bumi masing-masing. Setiap saat adalah waktu berdzikir, tidak pernah hentinya nama Allah ﷻ disebutkan sampai masa yang ditentukan Allah ﷻ. ***

 

 

Halaman:

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x