PPKM Jawa – Bali diperpanjang, Inilah 4 Indikator yang Menjadi Kebijakan Pemerintah

- 22 Januari 2021, 16:06 WIB
Penjelasan Hasil Monitoring Evaluasi PPKM oleh Prof Wiku Adisasmito
Penjelasan Hasil Monitoring Evaluasi PPKM oleh Prof Wiku Adisasmito /BNPB

DENPASARUPDAT.COM - Satgas Penanganan Covid-19 telah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penerapan Pelaksaanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa - Bali periode 11 - 18 Januari 2021.

Monitoring tersebut meliputi 73 kabupaten/kota, terdiri dari 46 wajib PPKM dan 23 kabupaten/kota inisiatif daerah. Prof Wiku Adisasmito selaku Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 menyatakan, hasil monitoring evaluasi inilah yang menjadi dasar perpanjangan PPKM yang akan dimulai pada 26 Januari hingga 8 Februari 2021.

Kebijakan PPKM sebagai bentuk intervensi pemerintah terhadap kasus Covid-19, maka dari itu membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan hasilnya. Sementara, dampak yang dihasilkan akibat adanya pemicu atas penularan kasus membutuhkan waktu yang lebih singkat. Perpanjangan dirasakan perlu karena dampak dari kebijakan PPKM periode 11 - 25 Januari 2021, belum sepenuhnya memberi hasil maksimal.

Baca Juga: Pedagang di Pantai Kuta Jual Togel Ditangkap, Barang Bukti Uang Tunai Rp 10 Ribu

"Sehingga, perlu adanya pelaksaanaan kebijakan ini secara sungguh-sungguh, untuk menghasilkan perubahan yang signifikan terhadap penanganan kasus Covid-19, berdasarkan seluruh indikator yang ada," ungkapnya memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Gedung BNPB, Kamis 21 Januari 2021 yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Ada 4 indikator berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2021 tentang PPKM. Simak Penjelasannya :

1. Indikator kasus Covid-19
Indikator kasus aktif, sebanyak 46 kabupaten/kota mengalami peningkatan, 24 kabupaten/kota menurun, 3 kabupaten/kota tidak mengalami perubahan.

2. Indikator kematian
Pada indikator kematian, sebanyak 44 kabupaten/kota mengalami peningkatan, dan 28 kabupaten/kota mengalami penurunan.

3. Indikator kesembuhan
Pada indikator kesembuhan, sebanyak 37 kabupaten/kota mengalami penurunan dan 36 kabupaten/kota mengalami peningkatan.

4. Indikator keterisian tempat tidur atau bed of ratio (BOR).
Pada indikator keterisian tempat tidur atau BOR, sebanyak 6 dari 7 provinsi atau persentasenya 66,32%, kabupaten atau kota masih berada diatas paramater nasional.

"Hasil monitoring dan evaluasi ini pun mencerminkan perlunya penambahan strategi penangangan pandemi, dengan memanfaatkan kekuatan negara, yaitu budaya gotong royong," katanya.

Oleh karena itu, perlu adanya pemantauan pelaksanaan kebijakan ini, termasuk mengobservasi kepatuhan protokol kesehatan di tingkatan lebih spesifik. Misalnya di lingkungan perkantoran maupun tingkatan komunitas.

Baca Juga: Chef Juna Positif Covid-19, Sang Kekasih: Cepet Pulang Sayang. I Just Miss You

Sistem pemantauan di daerah dapat dikuatkan dengan pembentukan Satgas Covid-19 tingkatan yang lebih spesifik seperti tingkat perkantoran atau komunitas.

"Jangan ragu untuk melakukan kedisiplinan, karena Satgas Daerah dan Posko dilindungi oleh negara secara hukum, dan mohon kepada masyarakat untuk kooperatif dengan operasi yang dilakukan selama periode pembatasan kegiatan ini," Ujar Wiku. ***

Editor: M Hari Balo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah