Coblosan Pilkada Makin Dekat, Demokrat Siapkan Diri Dengan Rekrut Saksi Untuk Mengamankan Suara

- 4 November 2020, 18:45 WIB
Ketua DPD Partai Demokrat Bali, Made Mudarta (tengah) berasama Sekretaris DPD Partai Demokrat Bali, Wayan Adnyana (kiri) dan Sekretaris Badan Jaringan Pembinaan Konstituen DPP Partai Demokrat, Agustinus Tamo Mbapa
Ketua DPD Partai Demokrat Bali, Made Mudarta (tengah) berasama Sekretaris DPD Partai Demokrat Bali, Wayan Adnyana (kiri) dan Sekretaris Badan Jaringan Pembinaan Konstituen DPP Partai Demokrat, Agustinus Tamo Mbapa /Rudolf Arnaud Soemolang

DENPASARUPDATE.COM – Sebulan jelang coblosan Pilkada Serentak, Partai Demokrat semakin merapatkan barisannya memenangkan hajatan lima tahunan tersebut.

Salah satu langkahnya adalah melakukan perekrutan saksi untuk mengawal dan mengamankan perolehan suara pasangan calon yang didukung atau diusung.

Bahkan, saksi-saksi yang direkrut Demokrat itu sudah siap untuk bertugas dalam coblosan 9 Desember 2020 nanti.

Baca Juga: Peringati Dewi Kwan Im, Ritual Bakar Kapal di Pamekasan, Madura

“Tentu kami komunikasikan dengan koalisi. Untuk menyiapkan saksi-saksi yang terlatih. Sehingga saat nanti terpilih sebagai saksi utama atau saksi cadangan, tinggal diberikan pembekalan,” sebutnya, Rabu 4  November 2020.

Seperti diketahui di beberapa Pilkada Demokrat menantang PDIP, sepertipada Pilkada Jembrana dengan mengusung Nengah Tamba-Gede Ngurah Patriana Krisna (Tepat).

Di Pilkada Tabanan, mengusung duet Anak Agung Ngurah Panji Astika-Dewa Nyoman Budiasa (Padi), di Denpasar mengusung Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertanegara (Amerta), dan Karangasem mengusung petahana IGA Mas Sumantri-Made Sukerana (Massker).

Baca Juga: Pengacara Jerinx SID: Ada Kontradiksio Interminus dan Manipulasi Dalam Tuntutan Jaksa

Sementara, di dua kabupaten Demokrat memilih berkoalisi dengan PDIP, seperti di Badung dengan mengusung petahana Nyoman Giri Prasata-Ketut Suiasa (GIRIASA) dan di Bangli mengusung duet Sang Nyoman Sedana Arta-Wayan Diar (Sadia).

Politisi asal Jembrana itu menjelaskan bahwa saksi menjadi organ vital dalam pemenangan dan pengamanan suara di Pilkada.

Bahkan, saksi sendiri sebenanrya sudah bertugas jauh hari sebelum coblosan, yakni sebelum coblosan mereka punya tugas untuk mengajak masyarakat untuk datang ke TPS dan menggunakan hak pilihnya.

Baca Juga: Masih ada 14,3 Triliun Dana Kartu Prakerja yang Belum Disalurkan

Sedangkan saat atau setelah coblosan mengamankan perolehan suara.

Mengenai jumlah saksi yang disiapkan sendiri, Ia mengatakan bahwa pihaknya akan menyiapkan satu saksi dari kader Demokrat yang akan digabungkan dengan saksi dari partai koalisi lainnya.

Tetapi, dalam teknisnya nantinya saksi Demokrat menjadi saksi utama di TPS tersebut.

Baca Juga: Pilpres AS Semakin Seru, Trump Perlahan Mulai Merangkak Naik Kejar Electoral Votes Biden

“Sesuai jumlah TPS di masing-masing kabupaten/kota. Satu TPS masing-masing partai satu saksi. Tinggal mana yang dominan. Misalnya Demokrat yang dominan, Demokrat menjadi saksi utamanya. Ini sedang dimantapkan dalam waktu 36 hari ke depan,” pungkasnya.

Ia juga menyebutkann ada tiga daerah yang menjadi perhatian khusus Demokrat di Pilkada Serentak 2020. Daerah-daerah tersebut yakni, Jembrana, Tabanan, dan Kota Denpasar.

Mudarta menjelaskan bahwa di Pilkada Jembrana pihaknya sangat optimis merebut kemenangan di sana.

Baca Juga: Seharusnya Bebas, Fadli Zon : Yang Dikatakan Jerinx Masih Dalam Koridor Kebebasan Berpendapat

Apalagi, jika berdasarkan hitung-hitungan matematika, pihaknya yang mengusung duet kader Nengah Tamba-Gede Ngurah Patriana Krisna (Tepat) diperkuat dengan dukungan 14 partai politik melalui Koalisi Jembrana Maju (KJM).

“Di atas kertas diperkuat 14 partai. Semuanya sudah kerja. Jadi di atas angin. Tapi ada 18 persen masyarakat Jembrana yang masih tergolong swing voters. Siapa yang dalam 36 hari ke depan bisa menyentuh dan menggarap 18 persen ini akan jadi pemenang,” sebutnya.

Selain Jembrana, dua wilayah lainnya dipandang perlu mendapatkan perhatian sesuai dengan hasil survei internal Demokrat yakni, Tabanan dan Kota Denpasar.

Baca Juga: DPR Minta BUMN Serius Kembangkan UMKM jadi Inti Bisnis

Salah satu alasan yang Ia beberkan adalah karena tingkat partisipasi pemilih di tiga daerah tersebut cukup rendah.

Dari temuan survei yang dilakukan internal Demokrat, sebut Mudarta, rendahnya partisipasi pemilih akibat kekhawatiran masyarakat terhadap wabah virus corona (Covid-19).

“Di Denpasar dari temuan survei yang kami lakukan 70 persen masyarakat belum menentukan pilihannya. Bahkan angka golput diprediksi diatas 30 persen. Masyarakat cenderung memilih kesehatan daripada harus datang ke TPS untuk mencoblos,” katanya.

Baca Juga: Cair November BLT Guru Honorer dan PTK Non PNS Rp 2,4 Juta, Begini Cara Mendapatkannya Supaya Cair

Dengan alasan itulah, Mudarta meminta seluruh tim kampanye dan pemenangan, relawan, pendukung, dan parpol pengusung dan pendukung untuk bekerja keras meyakinkan masyarakat datang ke TPS.

“Pesta demokrasi di masa covid ini tantangannya sulit karena itu kita semua harus kerja keras, DPP juga turun gunung untuk memformulasikan strategi khusus dalam sisa waktu jelang pencoblosan 9 Desember nanti,” sebut politkus asal Jembrana ini.

Sementara untuk tiga daerah lagi yaitu Kabupaten Badung, Bangli, dan Kabupaten Karangasem, kata Mudarta, tinggal pemantapan lagi.

“Karena di tiga daerah itu gerakan relawan, pendukung, parpol koalisi dan paslon sudah sangat masif dilakukan,” sambung Mudarta.***

Editor: Rudolf Arnaud Soemolang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x