Menghargai Perbedaan dan Mereduksi Fenomena Intoleransi dengan Meneladani Akhlak Rasulullah SAW

- 18 Desember 2020, 15:30 WIB
H. Kusnadi Abdillah saat menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Al Hidayah Ubung Denpasar
H. Kusnadi Abdillah saat menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Al Hidayah Ubung Denpasar /kartika mahayadnya/denpasar update

Diuraikan pula, Rasulullah SAW bukan sosok pendendam dan pemarah. Sejarah perlakuan buruk kaum musyrik quraisy termasuk Abu Sofyan di zaman kenabian lanjutnya, tak membuat Muhammad bertindak membabi buta.

“Barang siapa masuk ke masjidil haram dia akan dilindungi, barang siapa masuk ke rumah Abu Sofyan dia akan dilindungi,” kata Rasulullah, saat itu.

Baca Juga: Duh !! Diduga Terlibat Prostitusi Online, Artis TA Ditangkap Polisi

Mendengar pengumuman itu lanjutnya, pendirian Abu Sofyan yang garang, tiba-tiba luluh bercampur bahagia. Meski dalam posisi terpojok, Abu Sofyan merasa sangat terhormat dan terlindungi.

Tak main-main, Rasulullah menyamakan rumah Abu Sofyan dengan Masjidil Haram. Itulah lanjutnya, yang membuat Muhammad menang tanpa perang.   

Muhammad SAW lanjutnya, tak hanya pandai bertutur tentang pentingnya berbuat bijak kepada sesama umat bahkan kepada umat lain sekaligus.

Baca Juga: 4 Kali Dipenjara Karena Merampok, Dek Bola Masuk Penjara ke - 5 Setelah Melakukan Aksi Curanmor

“Mukmin yang paling sempurna adalah mereka yang paling indah akhlaknya,” ungkap H. Kusnadi mengutip hadist Nabi dalam kitab Riyadhussalihin.

Suatu ketika dikisahkan pula bahwa Rasulullah SAW berdiri memberi hormat ketika melihat iring-iringan jenazah orang Yahudi yang notabene lawannya dan tak layak diberi hormat. Namun ketika sahabat bertanya Rasulullah SAW menjawab; “bukankan ia juga manusia.”

Dengan meneladani akhlak Muhammad SAW itu Khatib yakin dan memastikan kerukunan antar umat beragama dapat terjalin dan terawat dengan baik. ***

Halaman:

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: DENPASARUPDATE


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah